Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih turun 7,57% sejak awal tahun hingga kemarin. Faktor eksternal seperti perang dagang yang memengaruhi nilai tukar rupiah menjadi salah satu penyebab IHSG tak juga mendarat di zona hijau.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, banyaknya sentimen yang berkembang di pasar dan IHSG yang masih tertekan, mengindikasikan bahwa tingkat ketidakpastian di Bursa Tanah Air masih cukup tinggi.
"Ketidakpastian masih sangat tinggi karena faktor eksternal. Yang bisa jadi booster dan driver indeks bisa naik, justru dari faktor internal yakni fundamental ekonomi," kata Wawan Selasa (25/9).
Namun, kondisi tersebut baru akan terlihat setelah para emiten meluncurkan laporan keuangan untuk kuartal III 2018. Dari situ, akan terlihat apakah kinerja emiten terpengaruh dengan sentimen perang dagang, pelemahan nilai tukar dan sentimen lainnya termasuk kenaikan suku bunga acuan. "Optimisme untuk tahun pilpres 2019 juga perlu diperhitungkan. Apalagi, kalau berkaca pada pilpres sebelumnya, indeks tidak pernah bergerak negatif," kata Wawan.
Selain itu, investor asing diperkirakan akan kembali masuk pasar Tanah Air sesudah musim pilpres 2019. Sedangkan sebelum hasil pilpres diumumkan, pasar akan cenderung wait and see.
"Tahun depan pasar masih menunggu siapa yang akan menjadi presiden dan sektor apa saja yang akan didorong. Jika semua sudah pasti, baik investor lokal maupun asing pasti akan balik ke kita," ujarnya.
Meskipun begitu, dia optimsitis kuartal IV ada harapan perbaikan indeks. Itu akan ditopang masuknya dana asing, terutama di Desember karena ada aktifitas window dressing. Untuk menyambut tahun 2019, faktor politik juga diperkirakan bakal membawa sentimen positif bagi indeks.
Hingga akhir 2018, Wawan memperkirakan IHSG bakal berada di level 6.400. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi Infovesta di awal tahun yakni 6.800. Sedangkan untuk nilai tukar rupiah diharapkan bisa stabil di kisaran Rp 14.800 dan Rp 14.900 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News