Sumber: Bloomberg |
JAKARTA. Inflasi Februari yang melaju ke rekor terbesar dalam 20 bulan berdampak ke pasar obligasi. Hari ini (5/3), kurva imbal hasil surat utang pemerintah makin curam. Selisih imbal hasil antara SUN bertenor dua tahun dengan 10 tahun nyaris mendekati level terbesarnya sejak Juni 2012.
Pekan lalu, pemerintah merilis data inflasi tahunan di Februari yang mencapai 5,31%. Angka ini melebihi nilai tengah estimasi analis dalam survei Bloomberg yang sebesar 4,81%.
"Kurva yang melebar hanya efek dari inflasi, karena investor mencari surat utang berjangka waktu yang lebih pendek," kata Herdi Wibowo, Head of Debt Capital Markets PT BCA Sekuritas. Ia memprediksi BI akan menaikkan suku bunga simpanan antar bank alias FasBI antara 25 hingga 50 basis poin di semester pertama.
Senada, DBS Group Holdings Ltd. juga memperkirakan BI akan mengerek FasBI di bulan-bulan mendatang akibat kenaikan inflosi. Bank Indonesia akan menggelar rapat rutin dewan gubernur pada 7 Maret untuk menentukan kebijakan suku bunga.
Pada pukul 09.13 pagi, selisih imbal hasil (yield) SUN mencapai 108 basis poin. Yield SUN yang jatuh tempo Oktober 2014 turun satu basis poin atau 0,01% ke 4,29%. Ini merupakan level terendah sejak Februari 2012 bagi SUN bertenor dua tahun.
Sedangkan yield SUN bertenor 10 tahun tak berubah di 5,37%.
Lelang sukuk
Kementerian Keuangan menargetkan Rp 1,5 triliun dari lelang sukuk hari ini setelah lelang sukuk sebelumnya gagal memenuhi target.
Kontrak non-delvery forwards rupiah untuk pertama kali dalam tiga hari terakhir menguat. NDF rupiah menguat 0,1% ke 9.729. Angka ini lebih rendah 0,3% dari nilai spot rupiah yang stabil di sekitar 9,705 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News