Sumber: Bloomberg |
JAKARTA. Harga surat utang negara makin melesat, sehingga menekan imbal hasil SUN jangka pendek ke level terendah dalam setahun. Salah satu faktor pemicunya adalah permintaan aset berisiko yang meningkat dengan adanya spekulasi bahwa Federal reserves akan terus melonggarkan kebijakannya.
Dana asing masuk sebesar Rp 6,14 triliun di SUN bulan ini sampai tanggal 21 Februari. Dengan begitu, kepemilikan asing dalam SUN mencapai 34%. Angka ini mendekati rekor kepemilikan asing di SUN sebesar 36% yang tercapai pada 12 September 2011.
Yield SUN bertenor dua tahun merosot dua basis poin menjadi 4,31% pada pukul 09.27 WIB. Ini merupakan level terendah sejak 21 Februari 2012. Sebelumnya, yield SUN ini pernah mencapai 4,18%, level terendah sepanjang sejarah, pada 15 Februari 2012.
Pada hari ini dan besok, GUbernur Fed Ben S. Bernanke akan menghadap parlemen. Sebanyak 74 analis dalam polling Bloomberg memprediksi Fed menahan bunga acuan tak lebih dari 0,25% hingga akhir tahun ini.
"Kepemilikan asing dalam SUN dapat melebih rekor sebelumnya jika FEd memberi sinyal untuk melanjutkan suku bunga rendah," ujar Suriyanto Chang, Head of Treasury Bank QNB Kesawan di Jakarta. "Obligasi yang jatuh tempo kurang dari lima tahun lebih menarik karena yang bertenor panjang bisa berisiko menghadapi aliran dana yang volatil," jelasnya.
Sementara itu, non-deliverable forwards rupiah berjangka sebulan juga melemah 0,1% ke Rp 9.725 per dollar AS. Kontark NDF ini diperdagangkan dengan harga diskon 0,2% dari harga spot yang stabil di level Rp 9.708. Fixing harian rupiah yang ditetapkan oleh Asosiasi Bank Singapura itu kemarin berada di level 9.713.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News