Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) menurunkan target pertumbuhan tahunan pendapatan dan EBITDA tahun 2025, masing-masing dari 5% dan 10% menjadi sama-sama 3%. Pun, target pertumbuhan laba bersih tahunan jadi lebih moderat, yakni sebesar 6%.
Analis INA Sekuritas Arief Machrus menilai target EBITDA di atas 10% secara tahunan (yoy) yang sebelumnya dipasang ISAT memang cenderung sulit dicapai.
“Meskipun perusahaan mencatatkan pertumbuhan EBITDA 10% pada tahun 2024, hal ini didukung oleh peningkatan pendapatan 9% secara yoy,” papar Arief dalam riset 10 Juni 2025.
Baca Juga: ISAT Jaga Pertumbuhan Laba Meski Pelanggan Turun, Cek Rekomendasi Sahamnya
Masalahnya, momentum positif tahun lalu itu kecil kemungkinannya terulang pada 2025, mengingat persaingan pasar serta penurunan jumlah pelanggan sejak akhir tahun 2024 memberikan tekanan pada pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) dan margin perusahaan secara keseluruhan.
Namun, dari sisi pengeluaran, Arief bilang ISAT mungkin bisa sedikit mengambil napas dengan biaya pemasaran yang telah dinormalisasi setelah kenaikan tajam hingga 20% secara yoy pada 2024 lalu.
Meskipun, kata Arief, investasi pada proyek-proyek barunya dari segmen business to business (B2B) dan Artificial Intelligent (AI) bakal tetap mendorong pengeluaran ISAT.
Namun begitu, ISAT tetap fokus pada tujuan jangka panjangnya. “Termasuk meningkatkan rasio pembagian dividen menjadi 70% pada 2026, didukung oleh posisi kas yang kuat sebesar Rp 4,4 triliun per Desember 2024,” imbuh Arief.
Baca Juga: Indosat (ISAT) akan Bagikan Dividen Tunai, Simak Jadwal Lengkapnya
Di sisi lain, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Ahmad Iqbal Suyudi menilai target EBITDA yang dipasang perseroan terhitung memungkinkan dicapai.
“Dengan catatan perbaikan strategi pricing yang akan terlihat di semester 2 tahun ini, serta menjaga biaya operasional sepanjang tahun 2025,” katanya kepada Kontan, Kamis (12/6).
ISAT memang memperkirakan beban operasional (opex) hanya akan tumbuh 2% sepanjang tahun 2025. Dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 10%, tentu ini adalah bentuk manajemen yang lebih baik.
Secara keseluruhan Ahmad merekomendasikan buy untuk saham ISAT, dengan target harga Rp 2.400 per saham di akhir tahun. Sejalan, Arief juga merekomendasikan buy, dengan target harga akhir tahun di level Rp 2.900 per saham.
Selanjutnya: Polytron Akui Ketidakpastian Subsidi Hambat Penjualan Motor Listrik
Menarik Dibaca: Gunakan Pendekatan Inklusif, Pemprov DKI Wujudkan Kawasan Rendah Emisi Terpadu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News