kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

India boikot CPO Malaysia, begini rekomendasi saham-saham emiten CPO


Rabu, 15 Januari 2020 / 07:42 WIB
India boikot CPO Malaysia, begini rekomendasi saham-saham emiten CPO
ILUSTRASI. Importir minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) India menghentikan pembelian CPO dari Malaysia. Ini menjadi angin segar bagi produsen CPO Indonesia.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Importir minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) India menghentikan pembelian CPO dari Malaysia. Ini setelah Pemerintah India menginstruksikan para importir untuk menghindari produk dari Malaysia gara-gara komentara Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Hanya saja, belum ada aturan resmi dari Pemerintah India terkait impor CPO dari Malaysia ini.

Baca Juga: India boikot CPO Malaysia, analis sarankan investor wait and see

Mahathir mengkritik tindakan kekerasan India di Kahsmir, serta penerapan UU Kewarganegaraan baru yang dinilai diskriminatif kepada warga muslim.

Penghentian impor CPO Malaysia oleh para importir India ini bisa menguntungkan Indonesia, sebab permintaan tersebut akan beralih ke Indonesia.

Analis Lotus Andalan Sekuritas Sharlita Malik juga masih melihat prospek positif pada saham-saham CPO. Menurut dia, sektor CPO pada semester I-2020 berpeluang menguat seiring dengan peningkatan impor dari India.

Sentimen positif lain juga berasal dari produksi kedelai dari Amerika Serikat (AS) dan India yang diprediksi hanya tumbuh flat pada 2020, yakni berkisar 2% year on year (yoy). Mengingat, CPO merupakan minyak subtitusi untuk kedelai.

Baca Juga: Mandatori B30 diyakini bisa memperbaiki defisit migas dan genjot ekspor CPO

Sementara itu, dari sisi domestik, kebijakan program pencampuran biodiesel 30% atau B30 juga berpeluang meningkatkan konsumsi CPO domestik.

"Kami estimasikan konsumsi B30 di Indonesia selama 2020 dapat mencapai 6,5 juta kilo liter atau naik 4% yoy. Hal ini berpeluang menggantikan ekspor CPO ke Uni Eropa sekitar 3 juta ton per tahun hingga 2030 seiring kebijakan Renewable Energy Directived (RED) II di 2020," kata Sharlita.

Baca Juga: Ini dua pernyataan Mahathir yang berujung pada kemarahan India dan boikot CPO

Menurut dia, rata-rata harga penjualan CPO pada 2020 dapat berada di level MYR 2.500 per ton atau naik 16,3% dibanding tahun lalu.

Oleh karena itu, Sharlita menaikkan peringkat  dari neutral menjadi overweight atas saham-saham CPO.

Ia merekomendasikan investor untuk buy saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga Rp 15.000 per saham, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) Rp 1.550, dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) Rp 465 per saham.

Baca Juga: Gara-gara pernyataan Mahathir, India setop impor CPO dari Malaysia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×