Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) siap berekspansi besar-besaran tahun ini. Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 9,6 triliun, jauh lebih tinggi dari serapan capex tahun 2013 yang sebesar Rp 6 triliun.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan INDF, Werianty Setiawan mengatakan, seluruh anggaran itu berasal dari kas internal perusahaan. Maklum, kas INDF terbilang masih jumbo. Nilainya mencapai Rp 14,41 triliun per Kuartal I 2014.
Dari total anggaran ekspansi, grup makanan bermerek atau CBP memperoleh porsi terbesar, hingga 27% atau Rp 2,5 triliun. Grup CBP yang berada di bawah kendali PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) akan menambah kapasitas produksi dengan menambah pabrik baru terutama untuk mi instan.
Sementara sebesar 18% atau Rp 1,72 triliun bakal digunakan untuk ekspansi Grup Bogasari. Lalu, 13% akan dialokasikan untuk grup Agribisnis, dan sisanya untuk bisnis budidaya pembangunan industrial farming dan distribusi.
Namun, besaran belanja modal ini kemungkinan tak akan terserap seluruhnya. "INDF biasanya hanya menyerap sekitar 80% dari total anggaran ekspansi. Bisa dialihkan ke tahun depan," ujar Werianty di Jakarta, Jumat (16/5).
Tahun ini, INDF menargetkan bisa memperoleh pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-20% dari pencapaian tahun lalu.
Anthoni Salim, Direktur Utama INDF mengatakan, beberapa lini bisnis yang baru diakuisisi INDF sudah mulai berkontribusi secara positif. Misalnya saja kontribusi dari China Minzhong yang sudah berkontribusi 8% dari total pendapatan INDF di Kuartal I 2014.
Lini bisnis sektor gula yang berasal dari perusahaan patungannya di Filipina dan Brazil juga diharapkan bisa makin menggemukkan laba INDF. "Kami ingin bisa mengekspor gula juga, bukan hanya menjadi importir," ujar Anthoni.
Selain itu, INDF juga memacu kinerja anak usahanya, ICBP. Belum lama ini, ICBP menjalin kerja sama dengan Oji Holdings Corporation (OJI), perusahaan Jepang yang sahamnya tercatat di Tokyo Stock Exchange.
Dua perusahaan ini membentuk dua perusahaan patungan yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran paper diapers alias popok bayi di Indonesia. Untuk perusahaan patungan yang menangani produksi produk, porsi kepemilikan saham perseroan dan OJI masing masing sebesar 49% dan 51%.
Sementara, perusahaan patungan yang menangani pemasaran dan distribusi produk, ICBP memiliki 51% saham dan dan OJI sebesar 49%. Sayangnya, Anthoni masih belum mau menyebutkan nilai investasi di bisnis ini lantaran masih dalam tahap kajian valuasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News