kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Indeks Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq Rekor Tertinggi, Dow Jones Merosot


Selasa, 09 Juli 2024 / 22:14 WIB
Indeks Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq Rekor Tertinggi, Dow Jones Merosot
ILUSTRASI. Indeks bursa Wall Street bergerak bervariasi pada Selasa (9/7). Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi didukung saham semikonduktor dan megacaps. Sementara indeks Dow Jones melorot.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks bursa Wall Street bergerak bervariasi pada Selasa (9/7). Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi didukung saham semikonduktor dan megacaps. Sementara indeks Dow Jones melorot.

Pasar masih mencermati Kongres AS mendengarkan testimoni dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang mengatakan lebih banyak data ekonomi yang "baik" akan memperkuat alasan penurunan suku bunga.

Selasa (9/7), pukul 10:05 ET, Dow Jones Industrial Average turun 147,89 poin atau 0,38% ke 39.196,90, S&P 500 naik 11,96 poin atau 0,21% menjadi 5.584,81. Sementara Nasdaq Composite naik 86,31 poin atau 0,47% ke 18.490,05.

Saham Nvidia, favorit chip AI, melonjak 4%, sementara Applied Materials dan Micron Technology masing-masing naik 2% dan 3%, membawa indeks Philadelphia SE Semiconductor ke rekor tertinggi.

Indeks Teknologi Informasi S&P 500 juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa, bersama dengan saham megacaps termasuk Alphabet dan Apple.

Baca Juga: The Fed: Lebih Banyak Data Ekonomi yang Bagus akan Perkuat Alasan Penurunan Bunga

Sementara itu, dalam kesaksiannya di Kongres, Powell mengatakan bahwa meskipun inflasi AS “tetap di atas” target soft-landing sebesar 2%.

Bacaan dalam beberapa bulan terakhir dan lebih banyak data yang baik akan memperkuat alasan penurunan suku bunga The Fed.

“Kelihatannya Powell hanya menunggu data inflasi yang layak untuk beberapa bulan lagi agar memiliki kepercayaan diri untuk mulai melakukan pemotongan, sehingga bisa menerapkan penurunan suku bunga pada bulan September,” kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management seperti dikutip Reuters.

Proyeksi ekonomi terakhir dari para pengambil kebijakan bank sentral menunjukkan ekspektasi hanya satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini. Namun pasar tetap memperkirakan pelonggaran sebesar 50 basis poin, dan melihat adanya peluang hampir 72% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan The Fed bulan September, menurut FedWatch CME.

Data inflasi penting juga akan dirilis minggu ini, termasuk indeks harga konsumen pada Kamis dan indeks harga produsen pada Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×