Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) masih kuat. Ini tercermin dari indeks dolar AS (DXY) yang bertahan di kisaran 100 per Jumat (1/8/2025), yang merupakan level tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mencermati, penguatan dolar AS terjadi seiring Presiden AS Donald Trump menegaskan kembali tarif global dasar sebesar 10%, serta memberlakukan bea timbal balik hingga 41% terhadap negara-negara yang tak memiliki kesepakatan dagang.
Lebih lanjut, Trump juga mengumumkan tarif sebesar 40% untuk barang-barang yang dianggap telah dialihkan jalur, guna menghindari bea yang sudah ada.
Sutopo melihat, langkah ini secara efektif meningkatkan ketegangan perdagangan, serta memicu kekhawatiran investor.
Baca Juga: Indeks Dolar Bergerak Naik ke Level 99, Terangkat Sentimen The Fed
“Sehingga, pasar cenderung kembali ke dolar AS sebagai safe haven, dan permintaannya di pasar global pun terdongkrak,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (1/8/2025).
Di sisi lain, analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mencermati, kesepakatan tarif tak begitu memengaruhi penguatan indeks dolar AS akhir-akhir ini. Sebab, meskipun dianggap menguntungkan AS, tarif secara umum tetap dapat merugikan perekonomian Negeri Paman Sam.
Menurut Lukman, penguatan dolar AS beberapa waktu ke belakang lebih cenderung didorong data-data ekonomi AS yang masih sangat kuat di atas perkiraan. “Hal ini menurunkan prospek pemangkasan suku bunga The Fed,” imbuhnya.
Adapun secara teknikal, Lukman memaparkan, DXY tengah berada di kisaran level resistan 100, dengan target resistance selanjutnya di level 102.
Selanjutnya: AS Jatuhkan Sanksi Visa terhadap Pejabat Otoritas Palestina dan Anggota PLO
Menarik Dibaca: Harga Emas di Pasar Global Loyo, Menuju Penurunan 1,5% Minggu Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News