kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.937.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.444   90,00   0,55%
  • IDX 6.969   -139,15   -1,96%
  • KOMPAS100 1.011   -24,78   -2,39%
  • LQ45 775   -17,94   -2,26%
  • ISSI 227   -4,16   -1,80%
  • IDX30 402   -10,37   -2,52%
  • IDXHIDIV20 472   -11,39   -2,36%
  • IDX80 114   -2,57   -2,21%
  • IDXV30 116   -2,17   -1,83%
  • IDXQ30 130   -2,94   -2,22%

Indeks Dolar AS Menguat, Tapi Diprediksi Cuma Sementara karena Faktor Ini


Kamis, 19 Juni 2025 / 14:14 WIB
Indeks Dolar AS Menguat, Tapi Diprediksi Cuma Sementara karena Faktor Ini
ILUSTRASI. Dolar Amerika Serikat (AS) menguat seiring keputusan The Fed mempertahankan suku bunga. Namun, penguatan dolar AS saat ini diperkirakan tak bertahan lama.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) menguat seiring keputusan The Fed mempertahankan suku bunga. Namun, penguatan dolar AS saat ini diperkirakan tak bertahan lama.

Data real-time Trading Economics, Kamis (19/6) pukul 13.01 WIB menunjukkan indeks dolar AS (DXY) berada di level 99,06 bps, menguat 0,17% secara harian. Dalam kumulatif sepekan, nilainya menguat hingga 1,17%. 

Namun, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menyebut penguatan indeks dolar DXY saat ini tak bakal bertahan lama.

“Ini hanya one off situation, tidak akan mendukung dolar AS untuk jangka panjang,” ujar Lukman kepada Kontan, Kamis (19/6).

Pasalnya, Lukman menilai, secara umum The Fed masih akan menurunkan suku bunganya dua kali tahun ini, masing-masing setidaknya sebanyak 25 bps.

Baca Juga: Dolar AS Menguat Tipis Kamis (19/6) Pagi, Waspadai Inflasi & Konflik Timur Tengah

Lagipula, lanjut Lukman, dolar AS saat ini sudah sangat terbebani sentimen negatif dari kepemimpinan Presiden AS Donald Trump yang penuh kontroversi. Alhasil, investor tak lagi sepenuhnya memandang dolar AS sebagai salah satu valuta safe haven.

Dengan kata lain, meski situasi global ke depannya masih diselimuti ketidakpastian, dolar AS tak akan banyak diincar untuk lindung nilai. Dus, nilainya tak bisa banyak naik. Alternatif safe haven yang masih diminati pasar hanya dua, yakni yen Jepang (JPY) dan franc Swiss (CHF). 

“Perlemahan besar tahun ini juga disebabkan oleh ekspektasi resesi pada ekonomi AS dari kebijakan proteksionisme Trump,” tambah Lukman. 

Selama tidak ada kesepakatan tarif yang menurunkan eskalasi dagang global secara pasti, Lukman memprediksi dolar AS masih akan sulit pulih. Ditambah, bank-bank sentral dunia mulai mendiversifikasi cadangan devisanya.

“Apabila tidak ada perkembangan positif terkait tarif, DXY berpotensi terjun ke level 93 bp pada kuartal III-2025,” imbuhnya. 

Baca Juga: Rupiah Spot Dibuka Melemah di Level Rp 16.363 terhadap Dolar AS, Kamis (19/6)

Selanjutnya: Bisnis Trade Finance Bank DBS Indonesia Tumbuh 12% per Mei 2025

Menarik Dibaca: Apa Saja Makanan Diet Pengganti Nasi yang Direkomendasikan? Ini 15 Daftarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×