kontan.co.id
banner langganan top
Kamis, 20 Februari 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.356   15,00   0,09%
  • IDX 6.792   -2,52   -0,04%
  • KOMPAS100 1.007   -2,88   -0,28%
  • LQ45 780   -3,04   -0,39%
  • ISSI 211   0,68   0,33%
  • IDX30 404   -2,26   -0,56%
  • IDXHIDIV20 489   -2,65   -0,54%
  • IDX80 114   -0,30   -0,26%
  • IDXV30 119   -1,27   -1,06%
  • IDXQ30 132   -0,88   -0,66%
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.356   15,00   0,09%
  • IDX 6.792   -2,52   -0,04%
  • KOMPAS100 1.007   -2,88   -0,28%
  • LQ45 780   -3,04   -0,39%
  • ISSI 211   0,68   0,33%
  • IDX30 404   -2,26   -0,56%
  • IDXHIDIV20 489   -2,65   -0,54%
  • IDX80 114   -0,30   -0,26%
  • IDXV30 119   -1,27   -1,06%
  • IDXQ30 132   -0,88   -0,66%
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.356   15,00   0,09%
  • IDX 6.792   -2,52   -0,04%
  • KOMPAS100 1.007   -2,88   -0,28%
  • LQ45 780   -3,04   -0,39%
  • ISSI 211   0,68   0,33%
  • IDX30 404   -2,26   -0,56%
  • IDXHIDIV20 489   -2,65   -0,54%
  • IDX80 114   -0,30   -0,26%
  • IDXV30 119   -1,27   -1,06%
  • IDXQ30 132   -0,88   -0,66%

Indeks Dolar AS Masih Diprediksi Bakal Menguat, Bagaimana Pengaruhnya ke Rupiah?


Kamis, 30 Januari 2025 / 19:02 WIB
Indeks Dolar AS Masih Diprediksi Bakal Menguat, Bagaimana Pengaruhnya ke Rupiah?
ILUSTRASI. Teller menghitung uang di salah satu kantor cabang BNI di Jakarta, Rabu (8/1/2025). OJK mencatat kredit perbankan tumbuh 10,79 persen secara year on year (yoy) pada November 2024 menjadi Rp7.717 triliun atau turun tipis dibandingkan kinerja kredit perbankan Oktober 2024 yang tumbuh sebesar 10,92 persen yoy atau sebesar Rp7.657 triliun. ANTARA FOTO/Reno Esnir/app/wpa.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks dolar AS (DXY) diperkirakan masih akan menguat di 2025. Kebijakan-kebijakan Trump dinilai menjadi pendorongnya.

Pasca the Fed menahan suku bunganya, pergerakan DXY cenderung terbatas. Berdasarkan Trading Economics, DXY berada di level 108,08 pada Kamis (30/1) pukul 18.13 WIB atau menguat 0,08% dalam 24 jam terakhir.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan bahwa dalam pertemuan FOMC awal tahun ini,  the Fed sebenarnya memberikan pernyataan yang condong hawkish akan inflasi yang masih tinggi, sementara tenaga kerja yang masih kuat. Namun traders masih mencoba mempelajari lebih jauh kekuatan dolar AS.

"Ini mengingat Trump yang menginginkan agar suku bunga segera diturunkan itu berseberangan dengan sikap the Fed yang tidak akan buru-buru menurunkan suku bunga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/1).

Baca Juga: Suku Bunga The Fed Berpeluang Dipangkas 2 Kali Tahun ini, Begini Arah Rupiah ke Depan

Meski begitu, Lukman melihat dolar AS masih akan menguat pada semester I ini, tidak hanya dari faktor domestik AS, melainkan juga dari ekternal. European Central Bank (ECB) yang belakangan ini cukup dovish dan diperkirakan masih akan terus demikian dan akan memangkas suku bunga lebih besar dan lebih sering daripada the Fed.

Demikian juga dengan Bank of England (BoE) yang diperkirakan akan lebih agresif memangkas suku bunga dibandingkan the Fed, kendati ekonomi mereka yang sangat lemah. Hanya Bank of Japan (BoJ) yang merupakan satu-satunya bank sentral utama yang diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga paling tidak sekali.

"Walau demikian, perbedaan tingkat suku bunga BoJ dengan the Fed masih terlalu besar, dan tidak akan mengurangi ketertarikan carry-traders untuk melakukan posisi short USD/JPY. DXY diperkirakan akan berkisar 109-110 semester ini," terangnya.

Dus, efeknya rupiah juga diperkirakan akan tertekan. Namun, dengan revisi PP DHE, diharapkan tekanan akan lebih mereda, sehingga rupiah diproyeksikan dikisaran Rp 16.000 - Rp 16.600 per dolar AS.

Baca Juga: Faktor Eksternal Mendominasi, Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah pada Jumat (31/1)

Sementara di semester II, investor juga masih akan mangantisipasi kebijakan-kebijakan Trump yang hingga saat ini masih kurang jelas, khususnya tarif. Trump diperkirakan akan terus menggunakan jurus ini untuk kepentingannya, namun mungkin tidak akan seagresif seperti ketika kampanye.

"Kebijakan tarif Trump yang perlu diperhatikan adalah tarif universal dan tarif ke China, juga ke EU. DXY akhir tahun dikisaran 110-113," imbuhnya.

Tonton: IHSG Hari Ini Memerah, 10 Saham LQ45 dengan PER Terendah & Tertinggi 30 Januari 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×