Reporter: Aurelia Felicia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (28/2). Terdapat tujuh seri SUN yang dilelang dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 45,97 triliun.
Penawaran yang masuk pada lelang pekan ini lebih rendah dibandingkan hasil lelang SUN dua pekan sebelumnya senilai Rp 55,98 triliun. Sementara nominal yang diserap pemerintah pada pekan ini sama seperti lelang dua pekan lalu, yakni Rp 20 triliun.
Adapun seri yang dilelang pada pekan ini antara lain, seri SPN03230531 (new issuance), SPN12240229 (new issuance), FR0095 (reopening), FR0096 (reopening), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening) dan FR0089 (reopening).
Baca Juga: Penawaran Masuk dalam Lelang SUN Selasa (28/2) Hanya Rp 45,97 Triliun
Di antara ketujuh seri tersebut, seri FR0096 paling banyak diburu investor dengan total penawaran yang masuk senilai Rp 15,2 triliun.
Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mencermati seri FR0096 banyak diminati investor karena merupakan seri benchmark 10 tahun dan merupakan seri yang saat ini paling banyak ditransaksikan.
Senada dengan Reza, Head of Fixed Income Avrist Asset Management Zaki Aulia melihat seri FR0096 menjadi pilihan investor karena seri ini adalah obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun, yang selama ini menjadi acuan untuk tingkat bunga lainnya.
Secara umum menurut Reza, hasil lelang SUN hari ini masih dipengaruhi oleh ekspektasi market akan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 bps-50 bps pada meeting FOMC Maret mendatang.
“Hal ini terlihat dari penguatan dolar AS terhadap major currencies dan kenaikan UST 10 yg berada di level 3,8%-3,9%,” terangnya pada Kontan.co.id Selasa (28/2).
Selain itu, Reza menilai yield pada lelang kali ini sedikit naik pada level 6,85%-6,88% seiring dengan level yield market belakangan ini.
Masih sepakat dengan Reza, Zaki melihat bahwa total penawaran pada lelang hari ini lebih rendah dari sebelumnya dikarenakan adanya sentimen negatif, antara lain turunnya partisipasi asing karena yield US Treasury yang naik cukup signifikan.
Baca Juga: Minat Investor Terhadap Lelang SUN Diperkirakan Masih Besar
“Terlihat dari pelemahan rupiah terhadap dolar AS sebelum lelang,” jelasnya, Selasa (28/2).
Dibandingkan lelang sebelumnya, pada lelang hari ini pergerakan kurva yield menunjukkan bearish flattening, di mana yield tenor 2 tahun naik secara signifikan (lebih dari 30 bps), sementara yield tenor 10 tahun turun sekitar 4 bps. Yield obligasi tenor pendek mengalami kenaikan jauh lebih tinggi dibanding yield obligasi jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News