Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (3/1). Total penawaran yang masuk pada lelang kali ini sebesar Rp 28,31 triliun.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, Henan Putihrai Asset Management (HP Asset Management) Reza Fahmi Riawan mengatakan, hasil lelang kali ini sudah cukup ramai bila mengingat aktivitas masyarakat di awal tahun masih belum pulih.
"Hasil lelang hari ini relatif baik, mengingat aktivitas kerja belum kembali 100%," tuturnya kepada Kontan.co.id Selasa (3/1).
Baca Juga: Pemerintah Serap Dana Rp 19,20 Triliun dalam Lelang SUN Selasa (3/1)
Reza menambahkan kondisi pasar surat utang negara sudah lebih baik. Dengan yield yang melandai, pergerakan indeks obligasi di tahun 2023 masih berpotensi memberi kinerja yang baik.
Tingkat suku bunga diprediksi masih akan naik hingga kuartal pertama tahun depan. Kemudian akan berpotensi flat hingga kuartal III.
Sementara dari sisi yield, hingga akhir tahun 2023, Reza melihat level obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun berada pada level 6,8%-7,10%. Yield ini lebih tinggi dibandingkan awal tahun 2022 yang ada di sekitar level 6,4%.
"Level 6,8%-7,1% adalah level yang cukup menarik bagi investor untuk berinvestasi di obligasi pemerintah melihat fundamental Indonesia yang lebih baik dibandingkan negara-negara di regional," jelasnya.
Dalam lelang SUN yang digelar Selasa (3/1), Reza mengatakan seri yang diburu investor ialah seri FR0096 atau seri benchmark 10 tahun yang baru dengan yield 7,02% sebesar Rp 9,4 triliun. Ini merupakan hal yang wajar karena investor masih memposisikan netral untuk durasi portofolionya dan para investor masih menimbang untuk berinvestasi pada tenor menengah.
"Untuk yield yang ditawarkan pada sesi lelang kali ini lebih tinggi dibanding dengan lelang sebelumnya, seri dengan tenor 10 tahun akan jadi primadona lantaran menjadi benchmark," jelasnya.
Baca Juga: Utang Indonesia Bertambah Tambun
Menurut Reza, pemerintah masih akan menerapkan strategi front-loading dalam penerbitan surat utang. Sehingga prospek lelang ke depan akan tergantung dari minat partisipan.
Jika minat investor tinggi, bisa saja pemerintah menaikkan target penerbitan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News