kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.272   -75,00   -0,46%
  • IDX 7.072   87,75   1,26%
  • KOMPAS100 1.056   15,28   1,47%
  • LQ45 830   12,75   1,56%
  • ISSI 214   1,84   0,87%
  • IDX30 423   6,75   1,62%
  • IDXHIDIV20 510   7,91   1,58%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,55   0,45%
  • IDXQ30 141   2,04   1,47%

IHSG Sepekan Ini Menguat 2,67%


Jumat, 28 Juni 2024 / 20:45 WIB
IHSG Sepekan Ini Menguat 2,67%
ILUSTRASI. Petugas kebersihan beraktivitas di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (19/6/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu (19/07/2024) ditutup di zona merah pada posisi 6.726.91 atau melemah 0,12%. Pekan lalu, lembaga keuangan Amerika Serikat (AS), Morgan Stanley, menurunkan rekomendasinya untuk saham-saham di Indonesia menjadi underweight. Penurunan rekomendasi itu dipengaruhi oleh kebijakan fiskal Indonesia dan penguatan dolar AS yang menimbulkan risiko investasi saham di Indonesia. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/19/06/2024


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di perdagangan hari Jumat (28/6). Hari ini, IHSG menguat 1,37% atau 95.626 poin ke 7.063,577  hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melansir RTI, IHSG terpantau menguat 2,67% dalam sepekan.

Research Analyst Phintraco Sekuritas, Nurwachidah mengatakan IHSG berhasil ditutup di atas level psikologis 7000 di 7,063.577 atau menignkat 1.372% pada perdagangan Jum'at (28/6). Secara teknikal, menurutnya terbentuk pola White Marubozu menjadi sinyal rebound lanjutan.

"Hal tersebut sejalan dengan konfirmasi golden cross antara MA5 dan MA20 serta pelebaran positive slope pada MACD," jelas Nurwachidah pada Kontan, Jumat (28/6). 

Sementara pada pekan depan, Nurwachidah melihat dari global ada sentiment dimana investor menanti rilis data ISM Manufacturing AS bulan Juni 2024 pada Senin (1/7) yang diperkirakan di level 49 dari yang sebelumnya 48.7 di Mei 2024. Meskipun masih dalam level kontraksi, ekspektasi kenaikan pada data manufaktur merefleksikan keyakinan pasar terhadap perbaikan aktivitas barang dan jasa di AS. Sama halnya di AS, di Eropa juga terdapat rilis data manufaktur di Euro Area dan Jerman yang diperkirakan akan melambat di bulan Juni masing-masing  di level 43.4 dan 45.6. 

"Di sisi lain, sektor manufaktur di Inggris diperkirakan akan tetap berada di zona ekspansif (>50) di level 51.4 pada Juni 2024," ujarnya.

Baca Juga: IHSG Melesat ke Atas Level 7.000 di Awal Perdagangan Jumat (28/6)

Selanjutnya dari regional, menurut Nurwachidah pasar masih menantikan rilis data Caixin Manufacturing PMI China untuk bulan Juni, dengan proyeksi stabil berada dalam zona ekspansif pada level 51.2. Ekspektasi sektor manufaktur yang ekspansif didukung dengan adanya rilis data Industrial Profit Tiongkok secara kumulatif pada Januari hingga Mei yang berhasil tumbuh 3,4% YoY dengan peningkatan pada sektor manufaktur sebesar 6,3% YoY.

Kemudian dari pasar domestik, Indonesia menantikan rilis data inflasi bulan Juni 2024 yang dijadwalkan rilis pada (1/7), dengan proyeksi laju inflasi akan melambat di level 2.7% dari yang sebelumnya sebesar 2.84% YoY di Mei 2024. Meskipun terdapat perayaan Idul Adha pada Juni 2024,  konsensus masih memperkirakan bahwa tekanan harga pangan di bulan Juni sudah mulai melandai. 

"Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan melanjutkan penguatannya di area 7100 - 7150 pada Senin (1/7)," ungkapnya. 

Baca Juga: IHSG Naik 1,37% ke 7.063, Jumat (28/6), ARTO, SRTG dan INCO Top Gainers di LQ45

Sementara Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat selama sepekan ini pergerakan IHSG cukup sedikit dipengaruhi sentiment. Menurutnya hanya ada sentiment dari  pergerakan nilai tukar Rupiah.

"Selain itu ada juga sentiment dari pergerakan emiten-emiten perbankan big caps cukup mendominasi di IHSG," jelasnya pada Kontan, Jumat (28/6).

Herditya memperkirakan pada pekan depan, IHSG rawan terkoreksi dalam jangka pendek dengan support di 7034 dan resistance 7082. Hal itu karena diperkirakan Senin akan ada rilis data inflasi Indonesia.

Dengan begitu, Herditya merekomendasi untuk mencermati PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dengan target Harga Rp 362 Rp 378 per saham, PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga  Rp 4640 - Rp 4800 per saham, dan  PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dengan target Harga Rp 1040 - Rp 1100 per saham.

Sementara Nurwachidah merekomendasikan untuk memperhatikan saham-saham ADMR, ANTM, PTBA, UNVR, dan CTRA.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×