Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) mengalami penurunan kinerja keuangan di tengah menantangnya pasar batubara. Emiten ini berharap dapat memperbaiki kinerjanya pada sisa tahun 2025.
Dalam berita sebelumnya, pendapatan INDY turun 20,05% year on year (YoY) menjadi US$ 956,82 juta pada semester I-2025. Bersamaan dengan itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk INDY anjlok 89,34% YoY menjadi US$ 2,24 juta.
Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando mengatakan, penurunan kinerja keuangan INDY sejalan dengan koreksi harga batubara di pasar global yang terjadi sepanjang tahun ini.
INDY pun turut mencatatkan penurunan produksi batubara 2,7% yoy menjadi 14,4 juta ton pada akhir semester I-2025.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Teken Kerja Sama Pengoperasian Terminal Peti Kemas Batu Ampar
Di tengah tantangan industri batubara, INDY terus melakukan diversifikasi usaha di sektor non-batubara termasuk di sektor mineral, energi baru dan terbaukan (EBT), dan kendaraan listrik.
Pada semester I-2025, kontribusi pendapatan dari sektor non-batubara tercatat sebesar 19% atau lebih tinggi dibandingkan semester I-2024 yang hanya 12%.
"Bisnis-bisnis non-batubara kami saat ini masih dalam tahap pengembangan dan perlu waktu untuk menghasilkan arus kas yang signifikan," ujar dia, Kamis (7/8/2025).
Lantas, INDY akan terus fokus pada efisiensi dan mengelola posisi keuangan maupun investasi sebaik mungkin dengan memperhatikan perkembangan ekonomi dan tantangan yang ada.
INDY juga menegaskan komitmen untuk mempercepat transisi menuju portofolio bisnis yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon. Hal ini telah dibuktikan dengan pengalokasian lebih dari 95% capital expenditure (capex) untuk bisnis non-batubara pada semester I-2025.
Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, permintaan batubara berpotensi tumbuh lebih baik pada semester II-2025.
Salah satunya dipicu oleh musim dingin, sehingga banyak negara yang membutuhkan impor batubara demi menghidupi pembangkit listrik. Hal ini tentu menjadi kesempatan bagi INDY untuk meningkatkan kembali penjualan batubara pada sisa 2025, terutama untuk pasar ekspor.
Langkah INDY yang gencar melakukan diversifikasi ke berbagai sektor di luar batubara juga bisa menjadi modal berharga bagi perusahaan tersebut secara jangka panjang.
"Ke depannya, bisnis non batubara seperti mineral, EBT, dan kendaraan listrik punya prospek yang menarik," kata Nafan, Kamis (7/8/2025).
Nafan belum memiliki rekomendasi saham INDY. Namun, secara teknikal ia menyebut pelemahan harga saham INDY yang terjadi sejak awal tahun lebih dikarenakan faktor bearish consolidation dan tetap memiliki peluang kembali pulih.
Sebagaimana diketahui, saham INDY terkoreksi 8,36% year to date (ytd) ke level Rp 1.370 per saham pada hari ini (7/8/2025). Namun, dalam sebulan terakhir harga saham INDY naik 3,01%.
Selanjutnya: Kinerja Emiten Jasa Pendukung Bisnis Lesu di Semester I-2025, Begini Saran Analis
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok, Jumat 8 Agustus 2025: Keuangan & Karier Capricorn Potensial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News