Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten sektor konsumer telah merilis hasil kinerjanya semester I-2025.
Hasilnya cukup bervariasi, di mana PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) mampu meraup laba bersih yang positif.
Sementara, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mencatatkan laba yang terkoreksi.
Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, Jessica Leonardy menyoroti beberapa emiten di sektor consumer mampu mencatatkan kinerja di semester I-2025 yang cukup baik.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi, Cermati Saham Rekomendasi Analis untuk Perdagangan Jumat (8/8)
Misalnya INDF mencatatkan kinerja yang baik di paruh pertama tahun 2025, sesuai dengan ekspektasi konsensus. Penjualan INDF didorong oleh segmen agribusiness, yang mencatatkan kenaikan 33,4% YoY, didukung oleh kenaikan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebesar 7% YoY dan kenaikan harga CPO sekitar 19%.
Kemudian dari sisi bottom line, penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada kuartal II-2025 juga menyebabkan penurunan rugi selisih kurs sebesar 57,3%, yang menyebabkan kenaikan laba bersih sebesar 51,5% YoY pada periode enam bulan pertama tahun 2025.
Selain INDF, Jessica juga menyoroti kinerja SIDO yang mencatatkan pemulihan kuat dalam kinerja semester I-2025, melampaui ekspektasi konsensus.
Menurutnya, penjualan SIDO, khususnya untuk segmen Herbal mencatatkan perbaikan kinerja yang signifikan yang dipengaruhi musim hujan yang berkelanjutan di kuartal II-2025 dan adanya hari libur di bulan Juni-Juli.
Kendati begitu, Jessica mengamati daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih menjadi pemberat emiten di sektor konsumer. Dari sisi makroekonomi, khususnya pada periode pasca-Lebaran, pemulihan dari kuartal I-2025 terbilang cukup moderat.
"Konsumen terlihat lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian produk makanan dan minuman," kata Jessica kepada Kontan, Rabu (7/8/2025).
Baca Juga: IHSG Turun ke 7.490 Hari Ini (7/8) Meski Ada Net Buy Asing Rp 666 Miliar
Prospek di Sisa Tahun 2025
Untuk periode semester kedua tahun 2025, Jessica menilai ada sejumlah sentimen pendukung kinerja emiten konsumer. Pertama, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kedua, peningkatan belanja pemerintah. Ketiga, pelonggaran kebijakan moneter.
Selain itu, pemerintah berencana untuk melanjutkan pemberian paket stimulus lanjutan di semester II-2025, serupa dengan yang dilakukan pada semester I-2025.
"Rincian stimulus akan diumumkan pada September, dengan implementasi yang diperkirakan berlangsung di bulan Desember hingga Januari 2025. Stimulus ini berpotensi membantu menjaga konsumsi rumah tangga, khususnya untuk produk kebutuhan pokok," ujar Jessica.
Namun, emiten di sektor konsumer masih dibayangi sejumlah sentimen negatif, seperti daya beli konsumen yang melemah, harga bahan baku komoditas yang berada di atas ekspektasi, serta fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Dihubungi terpisah, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai emiten-emiten berbasis konsumer non siklikal memiliki prospek perbaikan kinerja ke depan.
Ia menyebut sektor ini berpotensi mengalami pemulihan berkelanjutan, terlebih bagi emiten yang sudah mampu membukukan laba bersih positif. Kinerja tersebut diperkirakan bisa tetap impresif, mengingat perekonomian nasional ditopang oleh konsumsi domestik.
Nafan juga menambahkan, meredanya tensi geopolitik dan perang dagang, serta berkurangnya tekanan dari efek biaya pinjaman menjadi sentimen positif tambahan.
Apalagi, tren penurunan suku bunga acuan diperkirakan akan mendorong peningkatan likuiditas di pasar khususnya di sektor konsumer. Kondisi ini dinilai ideal untuk mendukung pertumbuhan konsumsi dalam negeri.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,18% ke 7.490 pada Kamis (7/8/2025), BRPT, SCMA, MBMA Top Losers LQ45
"Harusnya emiten-emiten terkait bisa mengalami recovery maupun peningkatan kinerja yang sustainable ke depan," ucap Nafan kepada Kontan, Kamis (7/8/2025).
Namun, bagi beberapa emiten yang belum mampu mencetak laba bersih, hal itu kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan kinerja penjualan. Oleh karena itu, penting bagi emiten untuk menerapkan strategi yang efektif guna mendorong pertumbuhan penjualan.
Rekomendasi Saham
Jessica merekomendasikan buy saham ICBP, INDF, SIDO dan KLBF pada target harga masing-masing Rp 14,600, Rp 9,600, Rp 720 dan Rp 1,650 per saham.
Sementara itu, Nafan menyarankan akumulasi beli saham AMRT dan CMRY di target harga masing-masing Rp 2.800 dan Rp 5.400 per saham.
Selanjutnya: Wall Street Kamis (7/8): S&P 500 Terseret Saham Eli Lilly, Nasdaq Cetak Rekor Baru
Menarik Dibaca: Simak Ramalan Zodiak Hari Ini Jumat, 8 Agustus 2025: Kejutan Finansial & Karier
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News