kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IHSG menguat seiring aksi beli bersih asing


Senin, 09 Desember 2019 / 19:12 WIB
IHSG menguat seiring aksi beli bersih asing
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham jelang penutupan di Bursa Efek Indonesia


Reporter: Benedicta Prima, Rahma Anjaeni | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing kembali mencatatkan aksi beli bersih (net foreign buy) di pasar modal dalam negeri. Hal tersebut pun berpengaruh pada penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu. Pada penutupan perdagangan Senin (9/12) IHSG berada di level 6.193,79 atau menguat 0,11% dari sehari sebelumnya.

Jika dibandingkan dengan periode 25 November-29 November, net foreign buy pada periode 2 Desember-6 Desember 2019 lalu mengalami kenaikan. Dari yang pekan sebelumnya berada di level Rp 479,68 miliar menjadi Rp 516,80 miliar.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan aksi beli bersih yang dilakukan oleh asing merupakan hal yang positif. Apalagi sebelumnya pasar modal telah tergerus berturut-turut oleh aksi jual beli. 

Baca Juga: IHSG naik tipis hari ini, simak proyeksi analis untuk perdagangan Selasa (10/12)

Sejalan dengan hal tersebut, Nico melihat bahwa IHSG pada pekan ini masih berpotensi bullish. Namun, pekan ini juga menjadi pekan yang krusial bagi pasar modal, lantaran kesepakatan antara Amerika (AS) dan China akan diuji.

“Apabila ternyata kesepakatan ditandatangani, tentu minggu ketiga pasar kita masih akan menggeliat positif. Namun, apabila ternyata tidak ada kesepakatan, tentu pasar akan bereaksi negatif di mana akan terjadi aksi ambil untung,” ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (9/12).

Nico menambahkan ada beberapa sentimen yang menjadi perhatian selama sepekan ke depan yang dapat mempengaruhi perkembangan IHSG.

Sentimen pertama yang akan menjadi perhatian pasar adalah pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada 12 Desember. 

Nico memperkirakan The Fed tidak akan mengubah tingkat suku bunganya di Federal Open Market Committee (FOMC) meeting pada tanggal 12 Desember nanti.

Hal yang menjadi perhatian adalah bagaimana The Fed akan memandang perekonomian serta potensi pemangkasan tingkat suku bunga AS pada tahun depan. Pasalnya, sejauh ini Nico melihat tahun depan masih ada potensi bagi AS untuk memangkas tingkat suku bunganya sekali lagi. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi AS ke depannya.

Sentimen kedua adalah mengenai data inflasi Amerika yang akan keluar pada tanggal 11 Desember mendatang. Sejauh ini Nico menilai bahwa inflasi Amerika akan naik dari sebelumnya 1,8% menjadi 2%. Perkiraan kenaikan inflasi ini akan menjadi sebuah modal penting bagi AS bahwa ternyata target inflasi sebesar 2% sudah terpenuhi. Apalagi fokus utamanya adalah menjaga tingkat inflasi konsisten berada pada kisaran 2%.

Sentimen ketiga adalah pertemuan antara Bank Sentral Eropa dan FOMC di tanggal yang sama dengan pelaksanaan FOMC meeting. Hal yang membuatnya menarik adalah karena pertemuan ini merupakan pertemuan pertama di bawah kepemimpinan Christine Lagarde.

Sentimen keempat adalah anjloknya Gross Domestic Product (GDP) Jepang menjadi 0,1%. Meskipun hal tersebut menjadi sebuah pertanda yang kurang baik bagi perekonomian Jepang, tetapi menurut perkiraan GDP Jepang ini akan mengalami sedikit kenaikan dan menghindarkan potensi resesi.

Baca Juga: Dua pekan asing catatkan net buy, ini rekomendasi analis

Terakhir, inflasi China yang terus menerus mengalami pelemahan. Pasalnya, hal tersebut dikhawatirkan akan melemahkan daya beli yang terjadi di China dan membuat tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan.

Saham-saham yang dibeli oleh asing pada aksi beli bersih pekan lalu di antaranya adalah PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Pacific Strategic Financial Tbk (APIC), dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA).

Nico menyarankan investor untuk melihat perkembangan pasar terlebih dahulu. Apalagi ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham ke depannya. 

“Oleh sebab itu, mencermati pekan ini akan menjadi bekal yang baik untuk kita untuk membuat keputusan. Apakah akan melakukan realisasi keuntungan, atau terus mengoleksi saham dan obligasi di harga murah?” tukas Nico. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×