Reporter: Benedicta Prima, Rahma Anjaeni | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sentimen kedua adalah mengenai data inflasi Amerika yang akan keluar pada tanggal 11 Desember mendatang. Sejauh ini Nico menilai bahwa inflasi Amerika akan naik dari sebelumnya 1,8% menjadi 2%. Perkiraan kenaikan inflasi ini akan menjadi sebuah modal penting bagi AS bahwa ternyata target inflasi sebesar 2% sudah terpenuhi. Apalagi fokus utamanya adalah menjaga tingkat inflasi konsisten berada pada kisaran 2%.
Sentimen ketiga adalah pertemuan antara Bank Sentral Eropa dan FOMC di tanggal yang sama dengan pelaksanaan FOMC meeting. Hal yang membuatnya menarik adalah karena pertemuan ini merupakan pertemuan pertama di bawah kepemimpinan Christine Lagarde.
Sentimen keempat adalah anjloknya Gross Domestic Product (GDP) Jepang menjadi 0,1%. Meskipun hal tersebut menjadi sebuah pertanda yang kurang baik bagi perekonomian Jepang, tetapi menurut perkiraan GDP Jepang ini akan mengalami sedikit kenaikan dan menghindarkan potensi resesi.
Baca Juga: Dua pekan asing catatkan net buy, ini rekomendasi analis
Terakhir, inflasi China yang terus menerus mengalami pelemahan. Pasalnya, hal tersebut dikhawatirkan akan melemahkan daya beli yang terjadi di China dan membuat tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan.
Saham-saham yang dibeli oleh asing pada aksi beli bersih pekan lalu di antaranya adalah PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Pacific Strategic Financial Tbk (APIC), dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA).
Nico menyarankan investor untuk melihat perkembangan pasar terlebih dahulu. Apalagi ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham ke depannya.
“Oleh sebab itu, mencermati pekan ini akan menjadi bekal yang baik untuk kita untuk membuat keputusan. Apakah akan melakukan realisasi keuntungan, atau terus mengoleksi saham dan obligasi di harga murah?” tukas Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News