kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

IHSG Menguat 7,59% Sejak Awal Tahun Hingga November 2022


Kamis, 01 Desember 2022 / 21:17 WIB
IHSG Menguat 7,59% Sejak Awal Tahun Hingga November 2022
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 7,59% secara sejak awal tahun dan turun 0,25% secara bulanan per November.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 7,59% secara sejak awal tahun dan turun 0,25% secara bulanan menjadi 7.081 di akhir November 2022.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi Riawan mengatakan, kenaikan harga komoditas dan produk domestik bruto (PDB) yang melampaui ekspektasi menjadi penyokong penguatan pasar saham. 

"Selain itu, menurunnya angka inflasi membuat pasar saham memberikan hasil yang positif dibanding lainnya yang sangat fluktuatif akibat agresifnya Federal Reserve menaikkan suku bunga dan meningkatnya angka inflasi di Amerika Serikat (AS)," kata Reza kepada Kontan.co.id, Kamis (1/12). 

Menurut Reza, saham-saham big caps masih menarik, salah satunya sektor perbankan. Dia mengatakan, investor bisa masuk pada saat ini sebelum pasar saham kembali terbang tinggi.

Baca Juga: China Longgarkan Lockdown, Mayoritas Bursa Asia Menguat Kamis (1/12)

Sementara, President dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, IHSG mencatatkan kinerja positif tahun ini karena kondisi pasar dan perekonomian di Indonesia cukup stabil. 

"Dari kenaikan harga komoditas dan beberapa sektor lain cukup menopang kinerja pasar modal Indonesia," kata Guntur. 

Guntur mengatakan, inflasi yang masih terkontrol, surplus neraca dagang, serta nilai tukar rupiah yang relatif kuat menjadi penyokong pergerakan pasar saham selanjutnya. Sedangkan kondisi geopolitik global seperti konflik Rusia-Ukraina, China-Taiwan, serta Korea Utara bisa menahan penguatan pasar saham. 

Baca Juga: IHSG Melemah 0,85% Kamis (1/12), GOTO, BBCA, TLKM Paling Banyak Net Sell Asing

Tekanan ekonomi China akibat kebijakan zero covid policy pun bisa merambat ke pasar saham Indonesia. Perlambatan ekonomi China akan secara tidak langsung berpengaruh juga terhadap kondisi pasar global dan juga pasar Indonesia. 

Guntur menyarankan, investor dapat berinvestasi secara bertahap dan bisa mempertimbangkan strategi dollar cost averaging atau cicil beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×