kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

IHSG Menguat 1,43%, Selasa (22/4), Analis Ini Sebut Lebih karena Rebound Teknikal


Selasa, 22 April 2025 / 16:56 WIB
IHSG Menguat 1,43%, Selasa (22/4), Analis Ini Sebut Lebih karena Rebound Teknikal
ILUSTRASI. Karyawan berada di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Pusat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,43% ke level 6.538,27 pada Selasa (22/4).


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,43% ke level 6.538,27 pada Selasa (22/4).

Analis menilai penguatan IHSG ini belum bisa dikategorikan sebagai awal tren pemulihan jangka menengah. Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila mengatakan pergerakan IHSG saat ini lebih mencerminkan technical rebound setelah sebelumnya terkoreksi cukup dalam. 

“Untuk sekarang kondisi pasar menguat sepertinya karena technical rebound,” kata Indy kepada Kontan, Selasa (22/4).

Menurutnya, investor sebaiknya tidak terburu-buru menganggap rebound IHSG ini sebagai sinyal tren naik yang berkelanjutan. Pasalnya, IHSG masih dibayangi sejumlah risiko, terutama dari sisi eksternal. 

“Investor masih harus berhati-hati karena volatilitas saham masih tinggi, dibayangi ketidakpastian ekonomi global dan outlook suku bunga acuan yang belum jelas,” kata Indy.

Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat 1,43% ke 6.538,27 di Hari Ini, MDKA, ADMR, SMGR Top Gainers LQ45

Indy melihat, sentimen global masih menjadi faktor dominan dalam menggerakkan pasar. Sementara dari dalam negeri, belum ada katalis kuat yang mampu menopang penguatan IHSG secara konsisten. 

“Sebenarnya untuk sekarang masih tinggi sentimen dari global, sedangkan untuk sentimen domestik masih agak lesu. Perlu dipantau kelanjutan eskalasi perang dagang antara AS-China,” tambahnya.

Terkait strategi investasi, Indy menilai, saat ini investor sudah bisa mulai mencermati peluang untuk masuk pasar, khususnya melalui strategi akumulasi secara bertahap. Namun, ia menekankan pentingnya selektif memilih saham berdasarkan fundamental yang kuat dan valuasi yang menarik.

“Untuk sekarang bisa akumulasi saham-saham perbankan seperti Bank Mandiri (BMRI) dengan target jangka panjang Rp 6.100. Bank BNI (BBNI) juga menarik karena valuasinya atraktif dengan target Rp 5.000. Bank BRI (BBRI) juga masih layak dicermati,” kata Indy.

Dengan kondisi pasar yang mulai menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, sektor perbankan dinilai masih menjadi salah satu sektor defensif yang potensial dalam jangka panjang.

Indy menyarankan investor untuk tetap waspada dan menunggu konfirmasi arah tren yang lebih kuat sebelum melakukan pembelian dalam jumlah besar.

Baca Juga: IHSG Melesat, Cek Rekomendasi Teknikal MYOR, CPIN, dan CMRY untuk Rabu (22/4)

Selanjutnya: Kaki Anda Sering Kram saat Todur? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Menarik Dibaca: 4 Macam Orang yang Wajib Mengurangi Konsumsi Gula

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×