kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

IHSG masih unggul di kawasan Asia


Rabu, 19 Oktober 2016 / 07:40 WIB
IHSG masih unggul di kawasan Asia


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menempati nomor wahid di kawasan Asia. Sepanjang tahun ini (ytd), IHSG sudah tumbuh 18,22%, mengungguli indeks Thailand yang mencetak pertumbuhan 14,71%. Di periode yang sama, indeks Shanghai dan Nikkei bahkan masih mencetak performa negatif.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital, menilai, faktor fundamental dalam negeri masih menjadi obat kuat IHSG sepanjang tahun ini. Total net buy investor asing sudah mencapai Rp 32,76 triliun.

"Pertumbuhan ekonomi makro masih on track dan saya optimistis bisa mencapai 5% di akhir tahun ini," ujar dia, Selasa (18/10).

Ia menjelaskan, keunggulan bursa Tanah Air dibandingkan indeks lainnya adalah nilai tukar rupiah yang masih stabil dan juga kondisi politik yang dinilai lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Kepercayaan investor masih cukup tinggi untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Ada dua sentimen yang akan membayangi pasar modal sampai akhir tahun ini.

Pertama, hasil realisasi program amnesti pajak. Kedua, ada harapan lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) akan menaikkan peringkat Indonesia.

Jika kedua hal ini sesuai harapan pasar, Alfred menilai IHSG bisa menembus 5.600 di akhir 2016.

Senada, analis Recapital Securities Liga Maradona memprediksi, IHSG di akhir tahun bisa tumbuh minimal 10% dibandingkan akhir tahun lalu. Dengan skenario tercapainya kenaikan peringkat oleh S&P, Liga memprediksi kenaikan IHSG bisa mencapai 20% dibandingkan tahun lalu.

Ia yakin, peluang Indonesia mendapatkan level investment grade cukup besar. Pasalnya, berbagai program pemerintah sudah banyak terealisasi. "Fund manager atau hedge fund yang selama ini terbatas karena peringkat, akan banyak masuk ke pasar," ungkap Liga.

Selain itu, investor menunggu masuknya dana repatriasi amnesti pajak ke sektor riil dan pasar modal. Dari sisi eksternal, Liga memperkirakan ada dua faktor yang akan menggerakkan IHSG, yakni rencana kenaikan Fed funds rate dan pemilihan presiden Amerika Serikat.

Menurut dia, pasar cenderung lebih fokus melihat isu The Fed. Jika kenaikannya sesuai ekspektasi pasar, maka IHSG berpotensi meningkat.

Menurut Alfred, masih ada potensi dana asing masuk jika rupiah cenderung stabil. Selain itu, membaiknya harga komoditas yang mulai terjadi di semester kedua tahun ini cukup mendorong pergerakan IHSG. Beberapa saham sektor komoditas pun mulai menggeliat.

"Pemulihan harga komoditas relatif cepat dan signifikan. Ini mendorong laju indeks," imbuh dia.

Sehingga, salah satu sektor yang masih prospektif adalah sektor pertambangan. Selain itu, sektor konsumer dan konstruksi juga punya peluang kenaikan yang cukup besar dan bisa diperhatikan.

Alfred mengunggulkan saham ADRO, PTBA, INDF, AISA, WSKT dan PTPP. Ia yakin pertumbuhan laba bersih emiten di tahun ini bisa mencapai 10%-12%.

Sementara itu, Liga merekomendasikan saham sektor perbankan seperti BBNI, BBRI, BMRI dan BBCA. Ia juga menjagokan saham infrastruktur, konstruksi dan konsumer seperti ADHI, WIKA, PTPP, WTON, WSBP, UNVR, HSMP, ICBP, dan MYOR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×