Reporter: Nur Qolbi | Editor: Hasbi Maulana
IHSG hanya ditemani Indeks FTSE BM di Bursa Saham Malaysia yang juga mencetak performa negatif (lihat tabel).
Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menjelaskan, penurunan IHSG salah satunya dipengaruhi aksi rebalancing oleh beberapa pengelola indeks saham, seperti MSCI, LQ45 dan IDX30.
Rebalancing itu mengurangi bobot saham-saham blue chip, seperti saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Bobot kedua saham tersebut sebelumnya signifikan bagi IHSG. Akibatnya ketika komposisi saham konstituen ini berubah dampaknya langsung terasa pada penurunan indeks secara keseluruhan.
Baca Juga: Rupiah masih berpotensi tertekan pada pekan depan
Penurunan IHSG juga disebabkan perpindahan dana investor dari bursa saham ke pasar obligasi. Pasar obligasi Indonesia belakangan menunjukkan kinerja lebih baik dibanding tahun lalu.
Yield obligasi saat ini berada di kisaran 7,1%-7,2%, turun dibanding November 2018 yang ada di kisaran 8,2%-8,3%. Asal Anda tahu, yield turun berarti harga obligasi naik.
"Arus modal yang masuk sepanjang tahun ini juga sudah lebih dari Rp 139 triliun di obligasi negara," kata Robertus, Jumat (22/11).
Faktor emiten
Penurunan IHSG juga dipicu oleh kinerja sejumlah emiten yang kurang memuaskan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan laba per saham atau earning per share (EPS) para emiten yang kurang baik di sembilan bulan pertama 2019.