kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG hanya naik 0,91% sejak awal tahun, pilih saham blue chip


Senin, 12 Agustus 2019 / 19:49 WIB
IHSG hanya naik 0,91% sejak awal tahun, pilih saham blue chip
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara year to date hingga per hari ini, Senin (12/8) hanya mencapai 0,91%. Posisi tertinggi IHSG sepanjang tahun ini berada di 6.547,88 yang tercapai pada 6 Februari. Sedangkan level terendah IHSG sejak awal tahun adalah 5.826,87 yang tercatat pada 17 Mei. 

Sejak awal tahun, kinerja IHSG ini hanya lebih baik daripada Kospi yang tergerus 4,84% dan Hang Seng yang turun 0,08% sejak awal tahun. Sementara indeks Shanghai masih mencatat kenaikan 22,87%.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menyatakan kondisi global saat ini menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap IHSG, khususnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Frederik menilai jika pasar global masih tidak stabil sampai akhir tahun 2019, maka akan sulit bagi IHSG untuk menguat.

Baca Juga: Rupiah melemah ke Rp 14.250 per dolar AS di awal pekan

Senada dengan Frederick, analis Narada Asset Manajemen Kiswoyo Adi Joe menyatakan, sejak tahun lalu hingga Juli kemarin IHSG sulit untuk naik signifikan karena pemberitaan dalam dan luar negeri yang kurang baik. Pemilu Indonesia menjadi salah satu faktor, sedangkan dari sisi global ialah ekspektasi pasar yang menunggu keputusan The Fed terkait suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).

Menurut Kiswoyo, sampai akhir Agustus IHSG akan mengalami koreksi yang sehat. "Itu hal yang wajar. Memasuki September hingga akhir tahun ini IHSG akan mengalami kenaikan," ujar Kiswoyo kepada Kontan.co.id pada Senin (12/8).

Baca Juga: IHSG Melemah di Awal Pekan, Ini Prediksi Pergerakan Besok

Baik Frederik atau Kiswoyo sama-sama merekomendasikan buy on weakness saham-saham blue chip, utamanya sektor perbankan. Menurut keduanya, harga saham blue chip yang murah justru menarik untuk dikoleksi investor, salah satunya saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

Kiswoyo mengatakan untuk saham perbankan baru BBNI saja yang murah. Sementara, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) atau Bank Mandiri (BMRI) harus menunggu kedua saham emiten itu terkoreksi dalam.

"Justru jika saham-saham perbankan akan lebih bagus untuk dibeli. Karena salah satu sektor yang menggerakkan IHSG adalah saham perbankan," tambah Kiswoyo.

Baca Juga: IHSG turun ke 6.250 pada perdagangan Senin (12/8)

Asal tahu, harga saham BBNI masih tercatat turun 9,94% sejak awal tahun. Sedangkan pada periode yang sama, harga saham BBRI sudah naik 17,49% dan BMRI naik 0,34%.

Sementara, Frederik menambahkan saham-saham blue chip patut dikoleksi karena produk atau jasanya masih dipakai oleh rakyat Indonesia dan tidak akan hilang dalam waktu dekat. Sehingga bisnisnya pasti akan terus berjalan.

Perihal target IHSG di jangka menengah, Frederik menargetkan di level 6.700, sedangkan Kiswoyo optimis untuk akhir tahun di range level 6.900 sampai 7.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×