Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal pekan, kurs rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hingga akhir penutupan perdagangan Senin (12/8), rupiah berada di level Rp 14.250 per AS. Angka tersebut melemah 0,39% ketimbang Jumat lalu. Kurs rupiah pada Jisdor pun melemah 0,18% ke Rp 14.220 per dolar AS.
Faktor eksternal seperti perang dagang masih mendominasi pergerakan mata uang rupiah dan mata uang asing lainnya. Dari dalam negeri pun belum ada data yang memberikan dampak pada rupiah hingga akhir perdagangan ini.
Baca Juga: Positifnya neraca dagang China bisa naikkan harga SUN
Analis Monex Investindo Ahmad Yudiawan mengatakan bahwa sebenarnya saat ini tak ada hal yang baru dari perang dagang. Dia mengatakan, Presiden AS Donald Trump masih membuka peluang negosiasi kembali dengan China. Hanya saja, masalah akan berlanjut jika negosiasi ini tak bisa terjadi.
Yudi juga menyebutkan situasi politik di Eropa turut memberi pengaruh negatif terhadap rupiah. Ia menilai situasi politik Eropa saat ini sedang mengalami kisruh sehingga turut menekan aset aman. Selain itu, prospek pertumbuhan ekonomi global dinilai cukup melambat oleh Yudi.
Baca Juga: IHSG Melemah di Awal Pekan, Ini Prediksi Pergerakan Besok
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa faktor perang dagang menjadi pemicu pelemahan rupiah. Dia menyebutkan, kondisi terbaru dari perang dagang AS dan China adalah aksi balas membalas dari kedua negara. AS yang melarang perusahaan AS untuk berbisnis dengan Huawei kini dibalas dengan China yang menunda membeli produk pertanian dari AS.
Yudi memperkirakan, rupiah berpeluang melemah di kisaran Rp 14.170-Rp 14.315 per dolar AS pada esok, Selasa (13/8). Ini karena belum ada sentimen positif.
Sedangkan Lana memperkirakan, rupiah bisa menguat karena minimnya sentimen tersebut. Penguatannya diperkirakan berada di level Rp 14.200-14.270 per dolar AS. Lana juga bilang penguatan ini bisa terjadi jika tidak ada pernyataan terbaru dari Presiden AS Donald Trump esok hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
