Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih betah bertengger di level 7.000. Sejak Kamis (24/3), IHSG selalu ditutup pada area di atas 7.000, dan menembus all time high pada 7.099,49. Pada Jumat (1/4), IHSG parkir di posisi 7.078,76.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengatakan, untuk sepekan ke depan IHSG masih cukup kuat terjaga dalam tren positif dengan level support di area 7.020.
Optimisme Pandhu didorong oleh capital inflow yang masih kuat, sentimen pasar global cenderung positif, serta gejolak suku bunga agresif dan konflik Rusia-Ukraina yang kian mereda.
Pandhu memandang peluang IHSG untuk bisa menembus level 7.100 cukup terbuka lebar pada sepekan ke depan. Apalagi secara fundamental ada dorongan dari rata-rata emiten yang mencatatkan hasil positif pada Laporan Keuangan full year 2021.
"Hasil yang positif ini diproyeksikan masih berlanjut pada kuartal pertama tahun ini yang diperkirakan segera diumumkan para emiten pada akhir bulan April. Sehingga kami cukup yakin IHSG masih akan melanjutkan penguatannya," terang Pandhu.
Baca Juga: Bisakah IHSG Tembus 7.100 Pekan Depan? Cek Juga Pilihan saham yang Menarik Dilirik
Analis Kiwoom Sekuritas Rizky Khaerunnisa juga melihat adanya potensi kenaikan IHSG ke level 7.100 pada pekan ini. Menurutnya, IHSG dalam perdagangan sepekan ke depan berpeluang menguat dengan rentang 6.979 - 7.120.
Sedangkan secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat setelah IHSG menguji 7.099 sebagai area tertingginya, masih ada peluang untuk menguji area fibo cluster di level 7.100. Hal ini tampak dari pergerakan Moving Average Convergence Divergence (MACD) dan Stochastic yang masih berpeluang menguat.
Untuk perdagangan Senin (4/4), Herditya memperkirakan penguatan IHSG secara terbatas. Sebab, IHSG sudah berada di akhir fase uptrend dan rawan koreksi dengan level support di 7.022 dan resistance pada 7.100.
"Untuk sepekan ke depan pergerakan IHSG masih berpeluang menguat terbatas dengan support 6.929 dan resistace 7.130," ungkap Herditya.
Sementara itu, Analis Fundamental B-Trade Raditya Krisna Pradana memiliki dua skenario untuk pergerakan IHSG pekan ini.
Pertama, IHSG akan mulai memasuki fase koreksi karena sedang berada di ending diagonal dan berpotensi terjadi chart pattern rising wedge.
Target penurunan minimal apabila rising wedge terkonfirmasi ialah ke level 6.850 - 6.950. Skenario kedua, IHSG masih berpotensi mengalami kenaikan minimal ke 7.200, dengan menimbang IHSG yang sudah break pattern ascending triangle pada level 6.994.
Menurut Raditya, poin kunci IHSG pekan ini adalah support pada 7.072, 7.050, 7.000, 6.950 dan 6.900, lalu resistance pada 7.100. Dia bilang, level 7.100 menjadi resisten kuat IHSG saat ini.
Apabila berhasil breakout level tersebut, maka IHSG diproyeksikan menguji 7.200. Namun jika tidak bisa breakout level resisten itu, kemungkinan terjadi skenario koreksi terlebih dulu.
Raditya menyebut, rilis data cadangan devisa pada 7 April dan rilis data kepercayaan konsumen pada 8 April 2022 akan menjadi penggerak pasar di pekan ini.
Menimbang awal kuartal II-2022 bertepatan dengan Ramadan, Raditya menjagokan saham-saham di sektor consumer yang berpotensi terdorong kenaikan daya beli masyarakat. Dia memberikan rekomendasi Buy on Weakness (BoW) untuk saham UNVR, RALS, CPIN, dan BRPT.
Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Masih Akan Terkerek pada Senin (4/4), Simak Sentimennya
Target penguatan harga saham UNVR berada di Rp 3.940. Kemudian Rp 900 untuk target penguatan RALS, serta masing-masing di Rp 6.200 dan Rp 1.020 untuk target penguatan CPIN dan BRPT.
Secara teknikal, Herditya menilai saham GZCO, MYOR, ACES, MAPI dan ICBP menarik untuk dicermati pelaku pasar. Sedangkan Pandhu melihat saham ACES dan INDF menarik untuk dikoleksi dengan target harga masing-masing di Rp 1.400 dan Rp 7.500.
Sementara itu, Rizky memandang saham-saham pertambangan masih menarik, meski investor mesti mewaspadai harga komoditas yang mulai menurun.
"Saham-saham seperti INCO, ASII, BBRI, TLKM, dan AMRT masih menarik untuk diperhatikan," ujar Rizky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News