Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Di tengah peluang penguatan IHSG, investor dapat mencermati saham-saham dengan histori performa kuat di bulan Desember. Dalam satu dekade terakhir, sejumlah saham blue chip seperti TLKM, BBRI, PTBA, INDF, dan PGAS tercatat memiliki probabilitas kenaikan hingga 80%.
Saham-saham ini konsisten mendapat minat beli jelang penutupan tahun. BRI Danareksa menilai Desember sebagai periode ideal untuk strategi seasonality trading.
David menambahkan, IHSG masih mendapat dukungan dari saham-saham konglomerasi yang dihargai premium. Jika kinerja blue chip membaik dan pertumbuhan laba emiten tetap kuat, ia melihat peluang IHSG menembus level 9.000 pada tahun depan.
Sektor yang diprediksi berkinerja positif pada Desember adalah konsumer dan ritel, properti dan real estate, serta perbankan dan finansial.
Baca Juga: Mungkinkah Bursa Indonesia Menanti Window Dressing?
Kenaikan konsumsi akhir tahun serta potensi pelonggaran suku bunga menjadi katalis utama. Sebaliknya, sektor siklikal berbasis ekspor dan komoditas berpotensi ditekan oleh ketidakpastian global.
Wafi melihat perbankan justru berpotensi menjadi pemberat IHSG seiring valuasi yang belum membaik dan pertumbuhan pendapatan yang melambat. Ia lebih merekomendasikan saham infrastruktur, ritel, dan teknologi seperti TOWR (target Rp700), ISAT (Rp2.800), ACES (Rp780), dan CPIN (Rp5.700).
Sementara itu, David merekomendasikan saham konsumer seperti UNVR (Rp3.000), MYOR (Rp2.700), dan INDF (Rp11.200) seiring prospek konsumsi yang meningkat pada akhir tahun.
Secara keseluruhan, meski Desember memberi peluang reli lanjutan, para analis sepakat bahwa investor tetap harus disiplin membaca momentum, mengingat volatilitas berpotensi meningkat menjelang pergantian tahun.
Selanjutnya: Cek Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Selasa (2/12) UBS, GALERI 24
Menarik Dibaca: 6 Moisturizer untuk Kulit Berjerawat di Bawah Rp 50 Ribu, Pelajar Wajib Coba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













