kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.387.000   9.000   0,38%
  • USD/IDR 16.655   -35,00   -0,21%
  • IDX 8.571   -30,66   -0,36%
  • KOMPAS100 1.184   -8,90   -0,75%
  • LQ45 856   -8,89   -1,03%
  • ISSI 303   -0,29   -0,10%
  • IDX30 441   -5,11   -1,15%
  • IDXHIDIV20 509   -6,59   -1,28%
  • IDX80 133   -1,21   -0,90%
  • IDXV30 137   -0,91   -0,66%
  • IDXQ30 140   -2,17   -1,52%

Proyeksi IHSG Akhir 2025, Mungkinkah Tembus Level 9.000?


Kamis, 27 November 2025 / 14:36 WIB
Proyeksi IHSG Akhir 2025, Mungkinkah Tembus Level 9.000?
ILUSTRASI. IHSG Melemah Tipis-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/11/2025). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/13/11/2025. IHSG tembus rekor 8.602,13 (27/11/2025). Analis MNC Sekuritas bahas support, resistance, dan peluang 9.000 akhir 2025. Cek proyeksinya!


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan rekor baru setelah ditutup menguat di level tertinggi di angka 8.602,13 pada Rabu (27/11/2025).  

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai pencapaian tersebut sudah sesuai dengan proyeksi penguatan minimal yang mereka cantumkan dalam riset teknikal yang dirilis. Ia menjelaskan bahwa reli IHSG juga sempat menguji area Fibonacci cluster yang terbentuk, sehingga pergerakannya saat ini masih dianggap wajar.

“Selama IHSG masih mampu berada di atas 8.491 sebagai area support terdekatnya, maka masih terdapat peluang penguatan untuk menguji kembali 8.620 sampai 8.660,” ujar Herditya kepada Kontan, Kamis (27/11/2025). Namun ia mengingatkan bahwa bila koreksi berlanjut dan IHSG jatuh di bawah level tersebut, indeks berpotensi bergerak menuju 8.365 sampai 8.461 sebagai skenario terburuk.

Baca Juga: Saham Turun di MSCI Small Cap, Manajemen KLBF Fokus Tingkatkan Kinerja Fundamental

Menurutnya, penguatan IHSG dalam beberapa hari terakhir didorong kombinasi faktor domestik dan global. Herditya menyebut penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi salah satu pendorong utama, selain ekspektasi investor terhadap potensi pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2025 mendatang.

“Saham-saham konglomerasi juga masih memberikan kontribusi terhadap pergerakan IHSG,” ujarnya.

Meski begitu, ia menilai sejumlah risiko masih perlu diwaspadai pasar. Penundaan pemangkasan suku bunga The Fed serta dinamika geopolitik global bisa menjadi pemicu tekanan pada indeks. Kendati demikian, Herditya menilai peluang window dressing dan Santa Claus rally masih terbuka hingga akhir tahun.

Menanggapi peluang IHSG menembus 9.000 pada akhir 2025, Herditya menyebut kemungkinan tersebut ada, namun belum terlalu besar.

“Melihat pergerakan weekly, IHSG belum mampu break mid channel uptrend dan dari sisi volume masih cenderung mengecil,” tuturnya. Namun, selama support kunci tetap terjaga, ruang penguatan masih bisa berlanjut.

Baca Juga: IHSG Turun 0,52% ke 8.557 di Sesi I Kamis (27/11): BUMI, BMRI, DSSA Jadi Top Losers

Selanjutnya: Banjir dan Longsor Terjang Sumut, Kementerian PU Siagakan 11 Alat Berat

Menarik Dibaca: CICIL Buka Akses Pendanaan UMKM, Begini Proses Pengajuannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×