Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin mengatakan, penyesuaian tarif cukai tersebut akan berdampak negatif terhadap kinerja emiten alkohol. Karena, penyesuaian tarif cukai akan meningkatkan biaya produksi emiten, sehingga dapat menurunkan margin laba.
"MLBI serta WINE memiliki margin yang cukup tinggi. Meskipun begitu kami menilai dengan penyesuaian tarif cukai ini akan berdampak pada kenaikan beban produksi 5%-10% jika tidak ada penyesuaian harga oleh para produsen alkohol ini," kata Shin kepada Kontan.co.id, Kamis (4/1).
Secara umum, Shin melihat bahwa prospek industri alkohol di Indonesia ke depannya masih akan membukukan kinerja yang positif yang didukung oleh beberapa faktor.
Baca Juga: Tarif Cukai Rokok Naik pada 2024, Simak Rekomendasi Saham GGRM dan HMSP
Pertumbuhan ekonomi yang stabil akan mendorong peningkatan konsumsi alkohol, terutama di kalangan masyarakat menengah ke atas, dan perubahan gaya hidup seperti meningkatnya tren urbanisasi dan globalisasi juga akan mendorong peningkatan konsumsi alkohol.
Selain itu, pengembangan produk-produk alkohol baru, seperti minuman beralkohol rendah kalori dan minuman beralkohol bebas alkohol, juga dinilai akan mendorong peningkatan konsumsi alkohol.
"Terlebih lagi potensi pasar khusus pada segmen ekspor memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Hal ini didukung oleh meningkatnya permintaan alkohol dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand," tuturnya.
Shin merekomendasikan saham WINE dengan support Rp 384 dan resistance Rp 525 dan saham MLBI dengan support Rp 7.725 dan target harga Rp 8.125 per saham.
Baca Juga: Tarif Cukai Rokok Naik Tahun Depan, Cermati Saham Rekomendasi Analis
Sementara Praska merekomendasikan untuk speculative buy pada saham MLBI dengan target harga Rp 8.500 per saham dan speculative buy pada saham DLTA dengan target harga Rp 4.150 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News