Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Harga platinum masih enggan bangkit setelah awal pekan ini mencatat penurunan terbesar sejak tahun 2013. Penurunan harga terus terjadi seiring dengan buruknya kondisi ekonomi global.
Mengutip Bloomberg, Selasa (25/8) pukul 16.34 WIB, harga platinum kontrak pengiriman Oktober 2015 di bursa New York Mercantile Exchange turun 0,6% ke level US$ 985,8 per ons troi. Selama sepekan, harga platinum turun 1%.
Ibrahim, Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka mengatakan, penurunan harga platinum dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama, adanya gejolak di bursa saham China.
Hal tersebut membuat analis memprediksi perlambatan ekonomi di China akan terjadi lebih cepat dari perkiraan.
'Ini berdampak pada ekonomi negara Eropa, Amerika, dan Asia sehingga mengakibatkan bursa saham secara global berguguran," ujarnya.
Turunnya ekonomi di China ini akan berpengaruh terhadap permintaan platinum, mengingat China merupakan salah satu konsumen platinum terbesar di dunia.
Kedua, adanya spekulasi kenaikan suku bunga The Fed di bulan Desember 2015.
Para analis menduga The Fed akan menunda kenaikan suku bunga September mendatang setelah melihat kondisi ekonomi di China.
"Bank Dunia atau IMF kemungkian besar juga akan melakukan intervensi terkait kenaikan suku bunga The Fed," lanjut Ibrahim.
Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed akan terus mengangkat dollar AS. Kenaikan mata uang negeri Paman Sam ini pada kahirnya akan menyeret harga komoditas, termasuk platinum.
Ketiga, adanya penurunan harga minyak juga turut menekan harga komoditas, salah satunya platinum. Ibrahim menduga harga platinum masih berpotensi turun lebih dalam, baik dalam jangka pendek maupun hingga akhir tahun.
Wuwun Nafsiah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News