Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kembali mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH) pada Kamis (21/3). Penguatan harga emas terjadi seiring dengan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi yang turun setelah The Fed mempertahankan proyeksi penurunan suku bunga sebanyak tiga kali untuk tahun ini.
Harga emas dunia di pasar spot naik 3,11% menjadi US$ 2.165,64 per ons troi pada Minggu (24/3) pukul 12.35 WIB.
Lonjakan harga emas juga membuat harga perak ikut terangkat. Minggu (24/3) pukul 12.35 WIB, harga perak spot naik 0,70% ke US$ 24,68 per ons troi. Sepanjang bulan Maret hingga Jumat (22/3), harga perak telah menguat 8,51%.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan, sentimen yang membuat harga perak ikut terangkat karena fundamental pasar perak saat ini menyoroti peran gandanya sebagai investasi dan logam industri.
“Kelangkaan, keterjangkauan, dan sejarah penggunaan perak sebagai penyimpan nilai dan uang, juga berkontribusi pada daya tariknya sebagai investasi. Namun, investor kini mengamati lebih banyak lagi penurunan suku bunga pada tahun 2024,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Sabtu (23/3).
Baca Juga: Harga Emas Antam Tak Bergerak di Level Rp 1.203.000 Per Gram Pada Hari Ini (24/3)
Tak hanya itu, Sutopo mengatakan, sifat fisik perak yang unik, seperti konduktivitas listrik dan termal serta reflektifitas yang tinggi, menjadikannya sangat diperlukan dalam berbagai aplikasi industri. Termasuk elektronik, panel surya, dan penggunaan antibakteri.
Sutopo menambahkan, pasar juga mempertimbangkan faktor-faktor seperti dinamika penawaran dan permintaan. Dia mencontohkan, misalnya pasokan menghadapi defisit yang konsisten dibandingkan dengan meningkatnya permintaan selama bertahun-tahun.
“Hal tersebut dapat menunjukkan potensi undervaluation terhadap perak, sehingga menjadikannya investasi yang menarik bagi mereka yang percaya bahwa harga akan menyesuaikan diri untuk mencerminkan fundamental ini,” kata Sutopo.
Selain itu, harga perak dapat dipengaruhi oleh gangguan ekonomi, devaluasi mata uang, dan krisis keuangan, karena perak sering dianggap sebagai aset safe haven pada saat-saat seperti itu.
Sutopo menyebutkan, harga perak naik 3,30% sejak awal tahun 2024. Dia memperkirakan, harga perak akan berada di level US$ 25,77 per ons troi pada akhir kuartal II 2024, dan sebesar US$ 27,30 pada akhir tahun 2024.
Pengamat Komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono menambahkan, sentimen lainnya yang membuat harga perak naik, karena dampak sentimen global khususnya the Fed yang beberapa hari lalu memberikan peluang positif bagi pasar dengan signifikansi ke arah pelonggaran moneter lebih kuat.
Wahyu memprediksi, perak akan mendekati puncak kisaran karena sentimen risk on naik lebih tinggi dan dukungan fundamental jangka panjang. Termasuk pertumbuhan global yang positif dan permintaan yang kuat.
“Kemudian, data produksi industri AS juga mengalahkan sisi positif yang menunjukkan peningkatan permintaan oleh industri,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Sabtu (23/3).
Baca Juga: Bergeming! Harga Emas Antam Hari Ini Turun, Cuan 17,49% Pembeli 1,5 Tahun Lalu
Selain itu, Wahyu menuturkan pandangan positif untuk pertumbuhan global juga telah menyebabkan analis seperti Marcus Garvey dari Macquarie, berspekulasi bahwa perak bisa mendapatkan keuntungan lebih karena permintaan meningkat untuk penggunaannya dalam pembuatan panel surya, berbagai perangkat elektronik, dan perhiasan.
Wahyu pun memprediksi harga perak berada di sekitar US$ 24 - US$ 25 per pns troi, pada akhir kuartal II 2024 ini. Namun, jika harga perak berhasil mencapai US$ 26, per ons troi, maka harganya bisa potensial ke area US$ 28 - US$ 30 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News