Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas spot menyentuh rekor tertinggi ke level US$ 2.188 per ons troi pada Senin (11/3) seperti dilansir dari Bloomberg. Kenaikan tersebut memicu spekulasi bahwa harga emas pada pekan ini bisa tembus level di atas US$ 2.200 per ons troi.
Bahkan sepanjang tahun 2024 ini, kenaikan harga emas diproyeksi berlangsung dalam jangka panjang.
Research and Development ICDX, Taufan Dimas Hareva, mengatakan, kinerja emas terdorong naik ditopang oleh sinyal The Fed yang akan melonggarkan suku bunganya.
Baca Juga: Harga Komoditas Menjadi Penentu
Menurut dia, Ketua Federal Reserve Jerome Powell terdengar lebih percaya diri untuk memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, dan menunggu data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang dapat mengkonfirmasi pemangkasan suku bunga AS pada bulan Juni.
"Ketua The Fed Jerome Powell juga mengatakan, bank sentral AS cukup yakin bahwa inflasi akan mencapai target 2% untuk mulai menurunkan suku bunga," ujar Taufan kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3).
Namun demikian, Taufan mengatakan bahwa Ketua The Fed itu tidak memberikan jadwal yang tepat untuk penurunan suku bunga, karena para pejabat The Fed ingin melihat lebih banyak bukti sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.
"Dan apabila semakin kuat ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga The Fed, maka semakin menguat juga kinerja aset emas," kata dia.
Baca Juga: Resesi Ekonomi Tingkatkan Risiko Pelemahan Mata Uang Jepang dan Inggris
Di sisi lain, Taufan menuturkan, saat ini para pedagang tengah menunggu data inflasi AS yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai lintasan suku bunga Federal Reserve. Selain itu, data inflasi harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Februari 2024 kemarin, juga akan dirilis pada malam nanti.
"Jika data CPI AS lebih baik dari laporan bulan lalu, maka hal tersebut mungkin akan sedikit memberikan tekanan pada kinerja aset emas, dan sebaliknya, jika data CPI AS lebih buruk dari bulan lalu, maka kinerja emas akan meningkat," ujarnya.
Lebih lanjut, Taufan menyebutkan, berdasarkan perdagangan Contract for Difference (CFD) harga emas diperkirakan akan diperdagangkan sebesar US$ 2.046,66 per ons troi pada akhir kuartal ini.
"Ke depan, kami memperkirakannya akan diperdagangkan pada US$ 2.112,48 per ton dalam waktu 12 bulan. Sementara untuk emas fisik lokal saat ini satu gram dihargai Rp 1.142.000," kata dia.
Baca Juga: Harga Emas Spot Menuju Penurunan Mingguan Kedua pada Jumat (16/2)
Taufan menilai dengan melihat kondisi saat ini, harga emas cenderung akan bertahan, karena diversifikasi portofolio ke aset beresiko seperti kripto. Selain itu, emas antam diperkirakan akan diperdagangkan pada kisaran Rp 1.130.000 per gram pada akhir kuartal ini.
“Dan ke depan harga emas antam kemungkinan akan menguat pada kisaran Rp 1.200.000 per gram untuk semester satu 2024,” ungkapnya..
Selaras dengan hal ini, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, sentimen yang membuat harga emas terus mengalami kenaikan data inflasi konsumen AS untuk tahun depan diprediksi akan tetap stabil di angka 3%, dan pasar saat ini memperkirakan adanya penurunan suku bunga The Fed pada bulan Juni 2024 mendatang.
"Emas diperdagangkan mendekati rekor tertinggi yang dicapai pada hari Jumat, karena Ketua Fed Powell dan beberapa anggota ECB menyatakan pada pekan lalu bahwa penurunan suku bunga kemungkinan akan dimulai pada tahun 2024," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa (!2/3).
Baca Juga: Harga Emas Spot Tetap di Bawah Level US$2.000 pada Selasa (14/3), Ini Pemicunya
Untuk itu, dia memprediksi bahwa harga emas akan terus mengalami kenaikan ke depannya, dan prospek kinerjanya juga sangat bagus, "Saya melihat emas mecapai US$ 3.000 dalam dua tahun kedepan," kata Sutopo.
Sutopo menyebutkan, berdasarkan perdagangan Contract for Difference yang melacak pasar acuan komoditas ini, emas sudah meningkat sebesar US$ 116,14 per ons troi, atau naik 5,63% sejak awal tahun 2024. Sementara pada akhir tahun ini, emas diperkirakan akan mencapai paling tidak US$ 2.300 hingga US$ 2.500 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News