kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga perak rebound sesaat


Senin, 17 Oktober 2016 / 19:49 WIB
Harga perak rebound sesaat


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Setelah koreksi dalam empat hari beruntun, harga perak mengalami rebound tipis yang sempit. Analis pun menduga kenaikan harga ini sangat rentan dan mudah terkikis lagi.

Mengutip Bloomberg, Senin (17/10) pukul 14.05 WIB harga perak kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange terangkat tipis 0,05% di level US$ 17,45 per ons troi dibanding hari sebelumnya.

Walau dalam sepekan terakhir harga perak tergerus 1,13%. Bahkan di awal Oktober 2016, harga perak sempat terpuruk 6,95% dalam sepekan yang merupakan catatan penurunan terdalam sejak 2013 lalu.

Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures menjelaskan sejak awal Oktober tekanan spekulasi kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat semakin meningkat.

Hal tersebut didukung oleh sajian data ekonomi yang cukup memuaskan dan pernyataan para pejabat The Fed yang mendesak kenaikan dilangsungkan segera.

"Pekan lalu tekanan mereda, karena timbul kekhawatiran pelaku pasar akan kondisi ekonomi global," jelas Andri.

Meski USD tengah perkasa, pamor safe haven tidak lantas memudar. Pasalnya, data ekonomi China terutama neraca perdagangan September 2016 yang merosot dan gejolak ekonomi Inggris menimbulkan kecemasan pelaku pasar akan perlambatan ekonomi global yang masih bisa terus berlanjut.

Di saat seperti ini, pelaku pasar pun terus memburu emas dan komoditas logam mulia lainnya seperti perak. "Setelah melemah dalam beberapa hari terakhir, jelas timbul kesempatan bagi pelaku pasar untuk ambil untung lewat bargain hunting," tutur Andri. Ini yang menyebabkan harga naik di awal pekan.

Namun Andri menduga kenaikan harga ini tidak akan bertahan lama. Sebab, pasar sedang menyoroti data inflasi AS yang akan rilis Selasa (18/10). Diduga data inflasi AS September 2016 tumbuh dari level 0,2% menjadi 0,3%.

Jika benar itu terjadi, perak akan mendapat tambahan beban baru. "Apalagi kan pidato Janet Yellen, Gubernur The Fed akhir pekan lalu hawkish dan menyuntikkan tenaga baru bagi USD," ujar Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×