kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -17.000   -0,89%
  • USD/IDR 16.496   65,00   0,40%
  • IDX 7.485   -64,56   -0,86%
  • KOMPAS100 1.050   -8,82   -0,83%
  • LQ45 792   -6,64   -0,83%
  • ISSI 254   -1,16   -0,46%
  • IDX30 410   -3,30   -0,80%
  • IDXHIDIV20 466   -6,28   -1,33%
  • IDX80 119   -0,88   -0,73%
  • IDXV30 122   -1,48   -1,20%
  • IDXQ30 130   -0,88   -0,68%

Kinerja Emiten CPO Melesat per Semester I, Cermati Prospek dan Rekomendasinya


Rabu, 30 Juli 2025 / 20:22 WIB
Kinerja Emiten CPO Melesat per Semester I, Cermati Prospek dan Rekomendasinya
ILUSTRASI. Pekerja mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit saat panen di kawasan Desa Suak Raya, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh. Kinerja emiten crude palm oil (CPO) tercatat positif sepanjang paruh pertama tahun 2025. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten crude palm oil (CPO) tercatat positif sepanjang paruh pertama tahun 2025.

Tengok saja, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatat pendapatan bersih tercatat sebesar Rp 14,44 triliun per semester I 2025. Ini naik 40,07% dari Rp 10,31 triliun per semester I 2024.

AALI pun mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan alias laba bersih sebesar Rp 702,12 miliar per 30 Juni 2025, naik 40,13% dari Rp 501,04 miliar di periode sama tahun lalu.

PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar Rp 5,50 triliun per semester I 2025, naik 35,11% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 4,07 triliun di semester I 2024. Laba bersih menjadi Rp 1,69 triliun per 30 Juni 2025, naik 75,31% dari Rp 966,34 miliar per 30 Juni 2024.

Penjualan dan laba bersih PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) juga kompak menguat tajam di periode Januari-Juni 2025. Pendapatan DSNG mencapai Rp 6,08 triliun di semester I-2025, naik 29,28% yoy dari Rp 4,7 triliun di semester I-2024.

Laba bersih DSNG melonjak 80% YoY menjadi Rp 915 miliar pada paruh pertama 2025. Lonjakan laba ditopang oleh peningkatan volume dan harga jual rata-rata minyak sawit mentah (CPO).

Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, pertumbuhan volume penjualan CPO sejalan dengan kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 3,9% YoY menjadi 1,1 juta ton di semester I-2025. 

Setali tiga uang, ASP CPO meningkat 19,3% YoY menjadi Rp 14.575 per kg pada periode Januari-Juni 2025. Alhasil, pendapatan segmen ini mencapai Rp 5,3 triliun, naik 34% secara YoY. 

“Kami memperkirakan harga CPO akan tetap bertahan karena permintaan masih cukup kuat, baik dari dalam negeri seiring implementasi B40 maupun dari pasar ekspor utama seperti India dan China,” ujar Andrianto dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).

Baca Juga: Laba Bersih Dharma Satya (DSNG) Melonjak 80% di Semester I-2025, Ditopang Kinerja CPO

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) pun serupa nasibnya. Laba bersih SGRO tercatat Rp 538,28 miliar per semester I 2025. Ini naik 236,06% secara tahunan dari Rp 160,17 miliar per semester I 2024.

Kenaikan laba bersih SGRO diawali dengan meningkatnya penjualan SGRO sebesar 45,18% year on year (yoy) ke Rp 3,29 triliun di akhir Juni 2025. Sebelumnya, penjualan tercatat Rp 2,26 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Head of Investor Relation SGRO, Stefanus Darmagiri mengatakan, peningkatan kinerja SGRO disebabkan oleh peningkatan volume penjualan CPO dan palm kernel (PK). Hal ini sejalan dengan kenaikan volume produksi CPO sebesar 13% yoy dan volume produksi PK sebesar 20% yoy sepanjang semester I 2025. 

Di samping itu, kinerja yang meningkat juga ditopang oleh adanya peningkatan harga CPO dunia yang berdampak terhadap peningkatan harga jual rata-rata CPO dan PK.

Harga jual rata-rata CPO SGRO mengalami peningkatan sebesar 18% yoy menjadi Rp 14.530 per kilogram, sedangkan harga jual rata-rata produk PK meningkat sebesar 87% yoy menjadi Rp 12.287 per kilogram. 

“Sehingga, profitabilitas perseroan dapat meningkat dengan margin laba kotor (gross profit margin/GPM) yang meningkat menjadi 32,3% pada semester I 2025, dari sebelumnya 20,6% pada semester I 2024,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (30/7).

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo mencermati, kenaikan ASP pada masing-masing emiten yang mendorong kinerja dari emiten CPO.

“Ini didorong dari permintaan domestik yang meningkat, seperti adanya program B40, serta adanya momentum hari besar keagamaan ini yang meningkatkan kinerja mereka,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (30/7).

Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe mengatakan, peningkatan kinerja emiten CPO lantaran harga sawit global yang masih tinggi. Secara pertumbuhan penjualan, SGRO dan AALI mencatatkan kinerja paling baik.

“Namun, kalau dari return of equity (ROE) dan net profit margin (NPM), TAPG yang paling baik di semester I,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (30/7).

Baca Juga: Teladan Agro (TLDN) Genjot Kinerja di Tengah Lonjakan Harga CPO

Prospek dan rekomendasi saham

Azis melihat, kinerja emiten CPO di semester II 2025 berpotensi mengalami peningkatan. Ini mengingat adanya peningkatan permintaan dari India, karena adanya perayaan diwali, dan hal ini yang membuat harga CPO juga naik. 

“Di sisi lain, adanya perjanjian IEU-CEPA juga berpotensi memulihkan permintaan dari Indonesia ke Eropa, sehingga bisa berpotensi positif pada kinerja,” katanya.

Azis pun merekomendasikan beli untuk AALI dengan target harga Rp 7.050 per saham.

Kiswoyo melihat, produksi CPO di tahun 2025 secara keseluruhan kemungkinan hanya akan naik tipis dari produksi di tahun 2024. Hal ini lantaran tanaman sawit yang mayoritas dimiliki petani plasma usianya sudah tua, setidaknya di atas 20 tahun.

Namun, beberapa emiten CPO masih memiliki tanaman berusia produktif di kisaran 15 tahun - 20 tahun. Mereka juga masih rajin melakukan replanting.

Secara harga, kemungkinan CPO masih akan ada di kisaran MYR 4.000 per ton hingga akhir tahun 2025.

“Tetapi ini juga bergantung dengan harga jagung dan kedelai global,” ungkapnya.

Melansir Trading Economic pada Rabu (30/7/2025) pukul 20.15 wib, harga CPO saat ini berada di level MYR 4.277 per ton atau naik 0,02% secara harian. Namun jika dilihat sejak awal tahun, harganya masih melemah di kisaran 3,76%.

Baca Juga: Harga CPO Melambung, Gapki Sarankan Penerapan Mandatori B50 Lebih Fleksibel

Meskipun kesepakatan dagang antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) terkait Tarif Trump membuka peluang peningkatan ekspor CPO Tanah Air, tetapi kemungkinan kenaikannya tidak akan signifikan.

“AS masih sangat bergantung dengan kedelai dan jagung. Mereka pasti akan mengutamakan tanaman sendiri,” paparnya.

Secara valuasi, rata-rata emiten CPO memiliki rasio price to book value (PBV) di atas 1x, kecuali SGRO dan AALI.

Kiswoyo pun merekomendasikan beli untuk AALI, LSIP, dan SGRO dengan target harga masing-masing Rp 8.500 per saham, Rp 1.800 per saham, dan Rp 3.300 per saham.

Rekomendasi hold diberikan untuk TAPG dan DSNG dengan target harga masing-masing Rp 1.500 per saham dan Rp 1.300 per saham.

Selanjutnya: Kepala PPATK Enggan Bicara Soal Pemblokiran Rekening Nganggur Usai Bertemu Prabowo

Menarik Dibaca: Film Pendek Keluarga Suami Adalah Hama jadi Konten Terlaris di Noice

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×