Reporter: Yura Syahrul, Abdul Wahid Fauzi, Sofyan Nur Hidayat | Editor: Test Test
JAKARTA. Harga obligasi global PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) terus merangkak naik setelah pengumuman rencana pembelian kembali (buyback) surat utang itu. Aksi korporasi ini dipicu oleh rencana penjualan 90,76% saham anak usaha MPPA, yaitu PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) kepada CVC Capital Partner melalui Meadow Asia Company (MAC).
Kemarin (16/3), harga obligasi MPPA yang diterbitkan anak usahanya, Matahari International B.V., itu mencapai 103,48 dengan imbal hasil (yield) 9,08%. Jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya, harga obligasi senilai US$ 200 juta ini sudah naik hampir 1% dari posisi 9 Maret lalu sebesar 102,53.
Bahkan, harga obligasi MPPA ini pernah mencapai level tertingginya sepanjang tahun ini di angka 103,54 Jumat (12/3) pekan lalu. Padahal, sebelum bulan Maret ini, harga obligasi MPPA tak pernah melampaui level 102.
Kenaikan harga obligasi yang memberi kupon 10,75% per tahun dan jatuh tempo 2012 ini bisa membuat MPPA harus merogoh kocek lebih saat buyback. Apalagi jika MPPA tidak mengantongi klausul buyback yang melindungi mereka dari lonjakan harga obligasi.
Seperti ditulis KONTAN sebelumnya, MPPA telah mengumumkan rencana penggunaan dana hasil penjualan 90,76% saham LPPF yang mencapai Rp 7,16 triliun. Dari jumlah uang tunai Rp 5,28 triliun yang akan diterimanya, Rp 3,4 triliun akan dipakai untuk percepatan pelunasan utang, termasuk obligasi. Sisanya buat modal kerja dan dividen.
Selain obligasi global, MPPA juga memiliki utang obligasi konvensional dan sukuk senilai total Rp 512 miliar. Utang ini akan jatuh tempo tahun 2012 dan 2014.
Presiden Direktur MPPA Benjamin Mailool bilang, percepatan pembayaran obligasi tidak tergantung kondisi pasar. "Yang penting ada yang mau di-buyback," katanya, kemarin. Dalam perjanjian obligasi MPPA, tidak ada klausul insentif bagi pemegang obligasi jika ada percepatan pembayaran.
Analis Obligasi Trimegah Securities Oktaviano Bramantya menduga, MPPA sudah punya kesepakatan agar bisa membeli obligasinya pada rentang harga tertentu. "Bukan di harga pasar," imbuhnya. Sedangkan kenaikan harga obligasi MPPA belakangan ini lebih disebabkan oleh faktor teknikal.
Berdasarkan data Bloomberg, MPPA mempunyai kesempatan melunasi utang obligasi lebih awal pada 7 Agustus 2010 dengan harga 105,38. Harga ini akan semakin berkurang jadi 102,68 jika ditebus 7 Agustus 2011.
Rencana RUPO
Sementara itu, MPPA telah menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada tanggal 29 Maret mendatang. RUPO itu diperuntukkan bagi para pemegang obligasi rupiah dan sukuk, dengan jam yang berbeda.
Agendanya adalah, penjelasan MPPA atas rencana penjualan saham LPPF. Selanjutnya, MPPA akan meminta persetujuan pemegang obligasi atas transaksi itu.
Selain itu, MPPA juga berencana menggelar RUPSLB untuk meminta persetujuan serupa ke pemegang saham independen. MPPA berharap bisa segera mengantongi restu itu, sehingga transaksinya rampung bulan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News