Reporter: Ade Jun Firdaus, Abdul Wahid Fauzi | Editor: Test Test
JAKARTA. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) berniat memanggil manajemen PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Tujuannya adalah meminta penjelasan terkait penggunaan dana hasil penjualan 90,7% saham anak usahanya, PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF). Pemanggilan dilakukan sebelum MPPA menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS) Independen.
Selain kejelasan rencana bisnisnya ke depan, Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany bilang, pihaknya ingin mengetahui ketegasan manajemen MPPA soal aksi korporasinya. "Karena sekitar 43,5% pemegang saham MPPA merupakan investor publik," katanya di Jakarta, kemarin. Dia tak mau jika setelah menjual LPPF, kinerja MPPA jadi merosot.
Menurut Fuad, pemanggilan manajemen MPPA murni untuk meminta penjelasan rencana bisnisnya, dan bukan bertujuan mengintervensi rencana tersebut. Bapepam-LK tidak mempersoalkan bila MPPA mengganti haluannya dari bisnis ritel pasca penjualan saham LPPF.
"Kami akan panggil MPPA paling lambat pekan ini," ujar Fuad. Nah, setelah MPPA memberikan penjelasan lisan, Bapepam-LK kemungkinan baru akan memberi restu menggelar RUPSLB. Sayang, dia belum memastikan apakah surat panggilan itu sudah dilayangkan kepada MPPA.
Presiden Direktur MPPA Benjamin Mailool memastikan akan menghadap Bapepam-LK jika itu bisa memudahkan mereka mendapat izin RUPSLB. "Kami sangat bersedia," imbuhnya, kemarin. Dia berharap, MPPA bisa melangsungkan RUPSLB dalam bulan ini. Sehingga, proses penjualan saham LPPF ke Meadow Asia bisa segera dituntaskan.
Anehnya, kemarin, pemilik dan bos Grup Lippo, James Riady, menyambangi kantor Bapepam-LK. Sayangnya, dia enggan menjelaskan maksud kedatangannya.
James membantah, kedatangannya terkait dengan masalah yang menimpa MPPA. "Saya tidak tahu soal MPPA. Saya kan tidak lagi jadi komisaris MPPA," tukas dia. Sedangkan Ketua Bapepam-LK meninggalkan kantornya bersamaan dengan kedatangan James Riady.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News