kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga minyak WTI anjlok ke level terendah dalam dua dekade terakhir, ini kata analis


Senin, 20 April 2020 / 13:52 WIB
Harga minyak WTI anjlok ke level terendah dalam dua dekade terakhir, ini kata analis
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A general view shows Mexican state oil firm Pemex's Cadereyta refinery, in Cadereyta, Mexico October 5, 2019. Picture taken October 5, 2019. REUTERS/Daniel Becerril/File Photo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib buruk yang menimpa komoditas minyak dunia belum juga berakhir. Terbaru, merujuk Bloomberg, pada pukul 13.00 WIB, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex berada di level US$ 14,99 per barel.

Level tersebut mengalami penurunan hingga 17,95% dibanding akhir pekan lalu, sekaligus menjadikan level terendah harga minyak WTI dalam dua dekade terakhir.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menerangkan, turunnya harga minyak WTI tidak terlepas dari kondisi di pasar yang semakin dipenuhi kekhawatiran. Faisyal menyebut kekhawatiran tersebut dipicu oleh semakin meningkatnya jumlah kilang minyak di Amerika Serikat (AS) yang terisi.

Baca Juga: Harga minyak WTI anjlok ke US$ 14 dan bisa berlanjut kuartal II

“Jumlah kilang yang terisi di AS itu meningkat tajam karena pengolahannya tidak berjalan lancar seiring permintaan terhadap minyak yang melambat. Setelah masuk ke kilang kan seharusnya langsung masuk proses penyulingan, nah proses ini lah yang tidak berjalan,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (20/4).

Dengan jumlah kilang yang terisi semakin banyak, proses penyulingan tidak berjalan lancar, ditambah lagi permintaan yang terus melambat, disebut Faisyal menjadi faktor turunnya harga minyak WTI ke level terendahnya sejak 2001 silam.

Akan tetapi, Faisyal menyebut kondisi ini tidak akan memberi dampak domino ke sektor lainnya. Pasalnya minyak WTI kontrak Mei akan segera berakhir pada Rabu besok. Dengan berakhirnya kontrak Mei, maka harga yang akan digunakan nantinya adalah minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2020.

“Walau secara fundamental minyak WTI kontrak Juni memiliki kondisi serupa, akan tetapi harganya mengalami penyesuaian dan tidak seburuk minyak WTI kontrak Mei,” tambah Faisyal.

Baca Juga: Trader minyak asal Singapura Hin Leong mengaku rugi US$ 800 juta

Hal ini benar adanya, minyak WTI kontrak Juni juga mengalami penurunan harga mencapai 5,55%. Saat ini harga minyak WTI kontrak Juni berada di level US$ 23,66 per barel. Mulai Rabu (22/4), kontrak inilah yang akan dijadikan patokan harga minyak.

Namun, anjloknya harga minyak ternyata hanya terjadi pada minyak dunia WTI. Sedangkan untuk minyak mentah jenis Brent ICE Futures kontrak pengiriman Juni 2020 hanya turun 2,49% ke level US$ 27,38 per barel.

Baca Juga: Harga minyak WTI anjlok ke US$ 15 barel, ini penyebabnya

Faisyal menjelaskan adanya perbedaan pergerakan harga antara Brent dan WTI karena kondisi peningkatan jumlah kilang minyak terisi di AS hanya terjadi pada minyak WTI.

“Untuk Brent kondisi tersebut tidak terjadi. Sehingga turunnya harga Brent pun tidak sedalam harga minyak WTI,” punkas Faisyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×