kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga minyak WTI anjlok ke US$ 15 barel, ini penyebabnya


Senin, 20 April 2020 / 09:24 WIB
Harga minyak WTI anjlok ke US$ 15 barel, ini penyebabnya
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Flames emerge from flare stacks at Nahr Bin Umar oilfield, north of Basra, Iraq, September 16, 2019. REUTERS/Essam Al-Sudani/File Photo


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Mengawali pekan ini, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) anjlok dalam. 

Senin (20/4) hingga pukul 09.05 WIB harga minyak jenis WTI untuk kontrak pengiriman Mei 2020 anjlok 14,61% ke US$ 15,60 per barel. Ini adalah harga terendah minyak WTI dalam 21 tahun terakhir. 

Dikutip Bloomberg, harga minyak jangka pendek WTI sebagai patokan AS didiskon besar-besaran untuk kontrak-kontrak yang akan berakhir karena kekhawatiran kapasitas minyak pada pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma penuh. 

Baca Juga: Harga anjlok, Arab Saudi jual minyak ke AS 600.000 barel per hari pada April

Meski demikian harga minyak jenis Brent di ICE London hanya turun 1,25% di US$ 27,73 per barel untuk pengiriman Juni 2020. 

"Fasilitas penyimpanan di AS akan kehabisan kapasitas, dengan stok di Cushing naik hampir 50% sejak awal Maret," jelas ANZ Banking Group Ltd dalam riset seperti dikutip Bloomberg. Riset tersebut menjelaskan, harapan kenaikan harga minyak baru akan terjadi di akhir tahun ini.

Sejatinya, harga minyak jatuh sejak akhir pekan lalu. Sebagai gantinya, produsen minyak telah menutup 13% armada pengeboran di Amerika Serikat pada minggu lalu karena meluapnya pembengkakan minyak mentah di seluruh dunia. Akibatnya, para produsen meminta diskon biaya pengeboran bahkan membatalkan sejumlah proyek. 

"Pemotongan produksi tidak cukup untuk menutupi penurunan permintaan harian sekitar 25 juta - 30 juta barel karena Covid-19," kata David Lennox, analis Energi Fat Prophets di Sydney. 

"Kami harus melihat puncak untuk Covid-19 secara global untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang seberapa banyak permintaan akan dihancurkan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×