kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak WTI anjlok ke level terendah dalam dua dekade terakhir, ini kata analis


Senin, 20 April 2020 / 13:52 WIB
Harga minyak WTI anjlok ke level terendah dalam dua dekade terakhir, ini kata analis
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A general view shows Mexican state oil firm Pemex's Cadereyta refinery, in Cadereyta, Mexico October 5, 2019. Picture taken October 5, 2019. REUTERS/Daniel Becerril/File Photo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasib buruk yang menimpa komoditas minyak dunia belum juga berakhir. Terbaru, merujuk Bloomberg, pada pukul 13.00 WIB, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex berada di level US$ 14,99 per barel.

Level tersebut mengalami penurunan hingga 17,95% dibanding akhir pekan lalu, sekaligus menjadikan level terendah harga minyak WTI dalam dua dekade terakhir.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menerangkan, turunnya harga minyak WTI tidak terlepas dari kondisi di pasar yang semakin dipenuhi kekhawatiran. Faisyal menyebut kekhawatiran tersebut dipicu oleh semakin meningkatnya jumlah kilang minyak di Amerika Serikat (AS) yang terisi.

Baca Juga: Harga minyak WTI anjlok ke US$ 14 dan bisa berlanjut kuartal II

“Jumlah kilang yang terisi di AS itu meningkat tajam karena pengolahannya tidak berjalan lancar seiring permintaan terhadap minyak yang melambat. Setelah masuk ke kilang kan seharusnya langsung masuk proses penyulingan, nah proses ini lah yang tidak berjalan,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Senin (20/4).

Dengan jumlah kilang yang terisi semakin banyak, proses penyulingan tidak berjalan lancar, ditambah lagi permintaan yang terus melambat, disebut Faisyal menjadi faktor turunnya harga minyak WTI ke level terendahnya sejak 2001 silam.

Akan tetapi, Faisyal menyebut kondisi ini tidak akan memberi dampak domino ke sektor lainnya. Pasalnya minyak WTI kontrak Mei akan segera berakhir pada Rabu besok. Dengan berakhirnya kontrak Mei, maka harga yang akan digunakan nantinya adalah minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2020.

“Walau secara fundamental minyak WTI kontrak Juni memiliki kondisi serupa, akan tetapi harganya mengalami penyesuaian dan tidak seburuk minyak WTI kontrak Mei,” tambah Faisyal.

Baca Juga: Trader minyak asal Singapura Hin Leong mengaku rugi US$ 800 juta



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×