Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis setelah menguat empat hari perdagangan berturut-turut hingga kemarin. Kamis (3/2) pukul 7.20 WIB, harga minyak WTI kontrak Maret 2022 di New York Mercantile Exchange melemah 0,70% ke US$ 87,64 per barel.
Kemarin, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini mencapai level penutupan tertinggi dalam beberapa bulan terakhir di US$ 88,26 per barel. Harga minyak brent kontrak April 2022 di ICE Futures kemarin ditutup menguat 0,35% ke US$ 89,47 per barel.
Persediaan minyak mentah dan sulingan AS turun pekan lalu karena permintaan bahan bakar meningkat ke level tertinggi sejak Agustus 2019. Data Energy Information Administration (EIA) AS yang dirilis semalam menunjukkan, persediaan minyak mentah turun 1 juta barel dalam seminggu hingga 28 Januari menjadi 415,1 juta barel.
Baca Juga: Harga Emas Melanjutkan Kenaikan pada Kamis (3/2) Pagi
Jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan persediaan minyak mentah 1,5 juta barel. Persediaan telah menurun selama dua bulan terakhir karena permintaan yang kuat dan karena produksi berupaya untuk mengimbangi.
Stok minyak mentah mendekati level terendah sejak Oktober 2018, ketika persediaan berada di 409 juta barel.
"Saat kita menuju level terendah tiga tahun di tingkat penyimpanan AS, itu membenarkan kenaikan yang kita lihat di pasar," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho. Dia menambahkan bahwa permintaan bensin juga tidak bagus karena cuaca.
Baca Juga: Wall Street Naik Empat Hari Berturut-turut Hingga Rabu (2/2)
Keseluruhan produk yang dipasok naik menjadi 21,6 juta barel per hari selama empat minggu terakhir yang merupakan tingkat permintaan tertinggi sejak Agustus 2019. Angka ini didukung oleh permintaan distilat yang jauh melampaui tingkat pra-pandemi. Bahkan saat permintaan bensin melemah dalam beberapa minggu terakhir.
"Kurangnya pasokan produk di seluruh dunia luar biasa dan tampaknya akan terus berlanjut," kata Tony Headrick, analis pasar energi di CHS Hedging.
Baca Juga: OPEC+ Mempertahankan Kenaikan Moderat Produksi Minyak, Mengabaikan Tekanan Amerika
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News