Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah meski masih mampu bertahan di atas level US$ 100 per barel. Kemarin, harga minyak Brent mencapai level tertinggi dalam dua pekan.
Rabu (20/7) pukul 7.55 WIb, harga minyak WTI kontrak Agustus 2022 di New York Mercantile Exchange (Nymex) turun 0,59% ke US$ 103,60 per barel. Sedangkan harga minyak Brent kontrak September 2022 di ICE Futures turun 0,33% ke US$ 106,99 per barel.
"Kombinasi dari open interest yang tertekan dan volume perdagangan yang rendah akan sering mendorong perubahan harga yang liar," kata Robert Yawger, direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho kepada Reuters.
Nilai tukar dolar AS merosot ke level terendah dua minggu terhadap sejumlah mata uang lainnya. Pelemahan kurs dolar AS membuat harga minyak lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Baca Juga: Harga Emas Turun Tipis, Pasar Menunggu Keputusan Suku Bunga
Harga minyak melemah, didukung oleh kekhawatiran pasokan karena sanksi Barat terhadap Rusia. Tapi, harga minyak tertekan oleh upaya bank sentral global untuk menjinakkan inflasi yang memicu kekhawatiran bahwa potensi resesi dapat memangkas permintaan energi.
Pada hari Jumat, open interest di bursa berjangka Nymex turun ke level terendah sejak September 2015 karena investor memotong aset berisiko seperti komoditas. Investor khawatir bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga AS.
Pipa AS-Kanada Keystone beroperasi pada kapasitas yang dikurangi pada hari Senin setelah stasiun pompa ditutup. Sedangkan Kepala National Oil Corp (NOC) Libya yang baru, Farhat Bengdara, menolak tantangan atas penunjukannya dan pekerjaan dilanjutkan di beberapa ladang dan pelabuhan yang ditutup.
Baca Juga: Wall Street Melonjak, Nasdaq Melejit 3% Lebih Ditopang Kinerja Emiten
Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengunjungi pengekspor minyak utama Arab Saudi, pemimpin de facto Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang ekspor minyak mentahnya tergelincir pada Mei ke level terendah empat bulan. Biden berharap untuk mencapai kesepakatan pada dorongan produksi minyak untuk menjinakkan harga bahan bakar. Tetapi menteri luar negeri Saudi mengatakan masalah pasar bukanlah kekurangan minyak mentah tetapi kurangnya kapasitas penyulingan.
Di AS, ekspektasi untuk peningkatan persediaan minyak mentah membebani harga. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah naik 1,4 juta barel pekan lalu.
American Petroleum Institute (API) akan mengeluarkan laporan inventaris pagi ini. Energy Information Administration akan melaporkan data resmi Rabu malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News