Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melejit pada hari Selasa (19/7) di tengah rilis kinerja keuangan emiten kuartal kedua yang positif. Hasil keuangan perusahaan penghuni bursa sedikit meredakan kekhawatiran inflasi yang lebih tinggi dan pengetatan Federal Reserve yang berpotensi menurunkan laba perusahaan.
Indeks S&P 500 naik 2,76% atau 105,84 poin menjadi 3.936,69, penutupan tertinggi sejak 9 Juni. Nasdaq Composite yang berbasis teknologi naik 3,1% atau 353,10 poin menjadi 11.713,15, menandai persentase kenaikan harian terbesar sejak 24 Juni. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 754,44 poin atau 2,43% menjadi 31.827,05
Harga saham Halliburton naik 2,1% setelah penyedia layanan ladang minyak ini membukukan kenaikan laba yang disesuaikan secara kuartalan 41%. Produsen mainan Hasbro Inc naik 0,7% setelah melaporkan laba kuartalan di atas ekspektasi. Truist Financial Corp juga mengalahkan perkiraan pasar untuk laba kuartalan, mengirim saham bank ini naik 2,6%.
Baca Juga: IHSG Menguat Kemarin, Ini Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Hari Rabu (20/7)
"Penghasilan datang lebih baik daripada ekspektasi yang lebih rendah, jadi kami tidak melihat dampak dari kebijakan moneter yang lebih ketat dan inflasi yang berdampak pada pendapatan seperti yang ditakuti," kata Paul Kim, CEO Simplify Asset Management di New York kepada Reuters.
Harga saham Johnson & Johnson turun 1,5%, membalikkan kenaikan sebelumnya. Raksasa perawatan kesehatan ini melaporkan laba dan penjualan yang melebihi ekspektasi tetapi memangkas prospek pendapatan untuk tahun ini karena nilai tukar dolar AS yang melonjak.
Dolar yang kuat juga membebani saham perusahaan perangkat keras dan layanan TI IBM Corp. IBM mengalahkan ekspektasi pendapatan kuartalan tetapi memperingatkan pukulan dari valas untuk tahun ini bisa sekitar US$ 3,5 miliar.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Berbasis Komoditas untuk Perdagangan Rabu (20/7)
Dolar AS menandai penurunan hari ketiga berturut-turut karena pasar mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve 100 poin persentase penuh bulan ini. Inflasi yang melonjak pada awalnya menyebabkan pasar memperkirakan kenaikan suku bunga 1% pada pertemuan Fed akhir bulan ini, sampai beberapa pembuat kebijakan mengisyaratkan kenaikan 75 basis poin.
"Gambaran makro tidak berubah, kita masih mengalami penurunan pendapatan, tekanan inflasi yang tinggi dan pengetatan Fed. Jadi dalam jangka panjang, saya tidak berpikir reli semacam ini akan bertahan," ujar Kim.
Menurut data Refinitiv, analis memperkirakan laba S&P 500 agregat secara tahunan tumbuh 5,8%, turun dari perkiraan 6,8% pada awal kuartal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News