kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak turun akibat kekhawatiran penurunan permintaan Asia


Selasa, 27 November 2018 / 07:35 WIB
Harga minyak turun akibat kekhawatiran penurunan permintaan Asia
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak masih bergerak di level terlemah menjelang akhir bulan ini. Selasa (27/11) pukul 7.14 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 51,55 per barel. Harga minyak ini turun 0,15% jika dibandingkan dengan harga kemarin.

Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini turun setelah kemarin menguat 2,40% dari level terendah dalam setahun terakhir, yang tercatat di akhir pekan lalu.

Harga minyak brent untuk pengiriman Januari 2019 di ICE Futures pun kemarin menguat 2,86% ke level US$ 60,48 per barel.

Harga minyak terus menghadapi tekanan sejak mencapai level tertinggi pada awal Oktober lalu. "Ada laporan bahwa para trader melikuidasi portofolio," kata analis ANZ dalam catatan yang dikutip Reuters.

Posisi beli di pasar minyak mencapai level terendah dalam tiga tahun terakhir. Di sisi lain, permintaan minyak diramal akan tertekan, terutama di kawasan Asia. "Tahun ini menandai berakhirnya bull market 10 tahun di Asia karena pengetatan finansial, terutama di China," ungkap Morgan Stanley.

Bank asal AS ini memperkirakan, pengetatan kondisi Asia belum mencapai level terendah.

Dari sisi pasokan minyak, Arab Saudi menaikkan produksi minyak ke level tertinggi sepanjang masa pada bulan ini. Sumber industri minyak mengungkapkan, produksi Saudi mencapai antara 11,1 juta barel per hari hingga 11,3 juta barel per hari pada bulan ini. Rusia pun menaikkan produksi minyak ke level tertinggi menjadi 11,4 juta barel per hari.

Analis Goldman Sachs memperkirakan, KTT G20 berpotensi menjadi katalis pembalikan harga minyak yang merosot dalam dua bulan ini. "Kami memperkirakan, OPEC akan memangkas produksi dan memicu pemulihan harga minyak brent," ungkap Goldman dalam catatan.

Asal tahu saja, Goldman Sachs merupakan salah satu dari beberapa bank yang paling aktif memperdagangkan komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×