Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak stabil pada Kamis (29/8) setelah dua sesi penurunan, dipengaruhi oleh kekhawatiran pasokan dari Libya yang kembali mencuat.
Sementara penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih kecil dari perkiraan menurunkan ekspektasi permintaan.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 3 sen atau 0,04% menjadi US$78,68 per barel pada pukul 10:24 GMT. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 15 sen atau 0,2% menjadi US$74,67 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Diprediksi Stabil, Berikut Sentimen Penggeraknya
Kedua kontrak tersebut turun lebih dari 1% pada Rabu (28/8), setelah data menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS pekan lalu turun sebesar 846.000 barel menjadi 425,2 juta barel, lebih kecil dari perkiraan penurunan 2,3 juta barel oleh para analis dalam survei Reuters.
Kekhawatiran atas gangguan pasokan dari Libya, anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), memberikan dukungan harga, menurut beberapa analis.
"Masalah pasokan di Libya, di tengah meningkatnya kekhawatiran geopolitik, akan membuat pasar minyak tetap waspada dan kemungkinan akan membatasi penurunan harga," kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova.
Beberapa ladang minyak di Libya telah menghentikan produksi di tengah perebutan kendali atas bank sentral, dengan satu firma konsultan memperkirakan gangguan produksi antara 900.000 hingga 1 juta barel per hari (bph) selama beberapa minggu.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil di Pagi Ini, Brent ke US$ 78,6 dan WTI ke US$ 74,6 per Barel
Produksi Libya pada bulan Juli sekitar 1,18 juta bph.
"Penutupan yang berkepanjangan di Libya akan memberikan kenyamanan lebih bagi OPEC+ untuk meningkatkan pasokan pada kuartal keempat 2024 seperti yang direncanakan saat ini," kata analis ING dalam sebuah catatan kepada klien.
Lama gangguan pasokan ini dapat mempengaruhi rencana produksi OPEC+ pada bulan Oktober, yang pada gilirannya dapat mendorong harga minyak naik jika pasokan tidak berkurang seperti yang diharapkan.
"Pedagang terpecah apakah penghentian ekspor Libya akan mempengaruhi rencana produksi OPEC+...masih harus dilihat apakah kebijakan ini akan diubah mengingat prospek permintaan yang lesu dan kekhawatiran atas ekonomi global," kata analis Panmure Liberum Ashley Kelty.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Turun 1%, Stok Minyak Mentah AS Turun Lebih Rendah dari Proyeksi
Ekspektasi bahwa bank sentral AS akan mulai memangkas suku bunga bulan depan juga mendukung harga minyak.
Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan, mungkin saatnya untuk pemotongan suku bunga, dengan inflasi turun lebih jauh dan pengangguran meningkat lebih dari yang diperkirakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News