kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Harga Minyak Senin (15/5), Brent di Kisaran US$83 dan WTI di US$78,53


Senin, 13 Mei 2024 / 19:41 WIB
Harga Minyak Senin (15/5), Brent di Kisaran US$83 dan WTI di US$78,53
ILUSTRASI. An oil pump of IPC Petroleum France is seen at sunset outside Sommesous, near Reims, France, February 28, 2022.? REUTERS/Pascal Rossignol


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak sedikit berubah pada hari Senin (13/5). Setelah turun sekitar US$1 per barel pada sesi sebelumnya di tengah tanda-tanda bahwa pembuat kebijakan Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 21 sen menjadi US$83 per barel pada 1036 GMT. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 27 sen menjadi US$78,53 per barel.

Meskipun harga minyak didukung oleh beberapa faktor pada minggu lalu, termasuk kurangnya kemajuan dalam putaran terakhir perundingan untuk menghentikan permusuhan di Gaza, faktor ekonomi kembali menjadi sorotan.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Imbas Meredanya Konflik Timur Tengah, Begini Proyeksi ke Depan

Komentar dari para pembuat kebijakan menunjukkan bahwa penurunan biaya pinjaman diperkirakan terjadi lebih cepat di Inggris dan Eropa dibandingkan di AS.

Data inflasi AS minggu ini akan memberikan informasi lebih lanjut kepada Federal Reserve mengenai kebijakan suku bunga.

Para analis memperkirakan, bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga kebijakannya lebih lama, sehingga mendukung dolar dan membuat minyak dalam mata uang dolar lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Sementara itu, data China pada akhir pekan menunjukkan harga konsumen meningkat selama tiga bulan berturut-turut di bulan April.

Sementara harga produsen terus mengalami penurunan, menandakan peningkatan permintaan domestik.

Dukungan harga lebih lanjut berasal dari ekspektasi bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, akan memperpanjang pengurangan pasokan hingga paruh kedua tahun ini.

Irak, produsen OPEC terbesar kedua, berkomitmen untuk melakukan pengurangan produksi minyak secara sukarela yang disetujui oleh kelompok produsen tersebut, kata menteri perminyakan Irak kepada kantor berita negara pada hari Minggu.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Pada Awal Pekan Ini

Komentar tersebut menyusul pernyataan pada hari Sabtu bahwa Irak telah melakukan pengurangan produksi secara sukarela dan tidak akan menyetujui pengurangan tambahan apa pun yang diusulkan oleh kelompok OPEC+ pada pertemuan bulan Juni.

OPEC+ sebelumnya telah mengecam Irak karena memproduksi lebih dari kuota produksinya dalam tiga bulan pertama tahun 2024.

Baghdad setuju untuk memberikan kompensasi dengan pengurangan produksi tambahan selama sisa tahun ini, kata kelompok itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×