Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Penurunan produksi minyak Amerika Serikat (AS) terus mendorong pergerakan harga minyak. Akhirnya minyak mencatat kenaikan bulanan terbesar dalam satu tahun.
Mengutip Bloomberg, Jumat (29/4) pukul 14.59 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 0,71% ke level US$ 46,1 per barel.
Sepanjang bulan April, minyak telah melambung hingga 16,6%. Penguatan ini merupakan yang terbesar sejak April 2015. Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), output minyak AS turun di bulan ketujuh.
"Ada sedikit aksi dari sisi pasokan yang akhirnya membawa momentum positif. Ini tidak cukup untuk mengurangi kekenyangan secara signifikan. Kelebihan pasokan perlu ditangani sebelum kita dapat melihat reli harga minyak yang berkelanjutan,” kata David Lennox, analis Fat Prophets di Sydney, seperti dikutip Bloomberg.
Minyak kembali pulih dari level terendah sejak 2003 yang ditorehkan pada awal tahun ini. Sementara produksi AS turun di bawah 9 juta barel per hari, stok minyak mentah terus melebar ke level tertinggi sejak 1929. Output minyak AS turun hampir 300.000 barel per hari. Sementara cadangan minyak naik menjadi 540,6 juta barel, lebih besar 100 juta barel dari rata-rata lima tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News