kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga minyak bisa memanas lagi


Jumat, 29 April 2016 / 07:35 WIB
Harga minyak bisa memanas lagi


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak mentah dunia terus menguat sejak awal pekan ini seiring dengan melemahnya nilai tukar dollar AS. Data stok minyak Amerika Serikat (AS) yang menyusut turut menopang pergerakan harga.

Mengutip Bloomberg Kamis (28/4) pukul 17.28 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2016 di New York Merchantile Exchange menguat 0,15% menjadi US$ 45,4 per barel dibanding sehari sebelumnya. Sepekan terakhir, minyak menanjak 5,14%.

Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy mengatakan, harga minyak mencapai level tertinggi sejak November 2015 setelah The Fed mempertahankan suku bunga di level 0,5%.

"Tidak ada isyarat kenaikan suku bunga dalam waktu dekat meski peluang masih terbuka," papar Nizar.

Keputusan The Fed menyebabkan dollar AS kehilangan tenaga dan mengangkat harga minyak. Nizar melihat, tren harga minyak dalam jangka panjang akan bullish dengan ekspektasi kondisi fundamental membaik.

Kejatuhan harga minyak bukan semata-mata karena oversupply, tetapi juga disebabkan kekhawatiran ekonomi global. "Buktinya, harga minyak terus naik, meski kesepakatan pembatasan produksi menuai kegagalan," imbuhnya.

Akhir tahun nanti, harga minyak berpotensi ke US$ 50 per barel meski tanpa pembatasan produksi. Namun, di jangka pendek, perlu mewaspadai tekanan akibat aksi profit taking.

Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, harga minyak terangkat oleh dua faktor, yakni data stok minyak AS menyusut dan pelemahan dollar AS.

Energy Information Administration (EIA) merilis, stok minyak AS pekan lalu bertambah 2 juta barel atau pertumbuhan terendah sejak Oktober 2014. Fokus pelaku pasar selanjutnya pada pertemuan produsen minyak yang tergabung dalam OPEC Juni nanti.

Rusia kemungkinan turut serta alam pertemuan, guna membicarakan pembatasan produksi. Secara teknikal, Agus melihat harga di atas moving average (MA) 50, MA100, dan MA200. MACD berada di area positif 1,8. Namun RSI overbought di level 71. Stochastic overbought di level 88 membuka peluang koreksi.

Jumat (29/4) Agus menduga harga minyak melemah di US$ 42,4-US$ 46 barel dan sepekan US$ 39-US$ 47. Nizar memperkirakan, harga sepekan US$ 43-US$ 47.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×