Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga minyak mentah dunia terus menguat sejak awal pekan ini seiring dengan melemahnya nilai tukar dollar AS. Data cadangan minyak Amerika Serikat (AS) memberi tambahan dorongan pada pergerakan harga minyak.
Mengutip Bloomberg, Kamis (28/4) pukul 17.28 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2016 di New York Mercantile Exchange menguat 0,15% ke level US$ 45,4 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, minyak menanjak 5,14%.
Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga minyak terangkat oleh dua faktor, yakni data cadangan minyak Amerika Serikat (AS) dan pelemahan mata uang dollar AS.
Berdasarkan rilis data Energy Information Administration (EIA), cadangan minyak AS pekan lalu bertambah 2 juta barel atau angka terendah sejak Oktober 2014. Total cadangan minyak menjadi 540,6 juta barel atau angka tertinggi sejak Oktober 1929.
Sementara American Petroleum Institute (API) melaporkan cadangan minyak turun 1,1 juta barel. Dari data EIA, produksi minyak AS turun 15.000 barel per hari menjadi 8,94 juta barel per hari.
Fokus pelaku pasar selanjutnya ada pada pertemuan produsen minyak yang tergabung dalam OPEC pada Juni mendatang. Rusia kemungkinan akan turut serta ambil bagian dalam pertemuan tersebut guna membicarakan lagi pembatasan produksi. "Jika diskusi pembatasan produksi tidak mencapai kemajuan, minyak bisa anjlok ke US$ 40 per barel," duga Agus.
Pergerakan harga minyak hingga akhir tahun bisa sedikit terbantu jika The Fed tidak menaikkan tingkat suku bunga. Tetapi selama pembatasan produksi masih dalam ketidakpastian, kenaikan harga tidak bisa terlalu tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News