Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik tipis pada hari Senin (24/6). Pedagang mempertimbangkan dukungan dari ekspektasi permintaan musim panas dan ketegangan geopolitik terhadap penguatan dolar.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 22 sen atau 0,3% menjadi US$85,46 per barel pada 1053 GMT.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 19 sen atau 0,2% menjadi US$80,92. Kedua patokan tersebut naik sekitar 3% minggu lalu untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
Baca Juga: Harga Minyak Turun Senin (24/6) Pagi, Investor Cermati Faktor Geopolitik Timur Tengah
"Alasan utama di balik kekuatan harga ... adalah keyakinan yang semakin besar bahwa persediaan minyak global akan mengalami penurunan selama musim panas di belahan bumi utara," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM, mengacu pada permintaan musiman untuk produk minyak.
Risiko geopolitik di Timur Tengah dan peningkatan serangan drone Ukraina terhadap kilang minyak Rusia juga mendukung harga minyak.
Negara-negara Uni Eropa pada hari Senin menyetujui paket sanksi baru terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina, termasuk larangan memuat ulang gas alam cair (LNG) Rusia di UE untuk pengiriman lebih lanjut ke negara ketiga.
Namun, penguatan mata uang AS membuat komoditas yang dihargai dalam dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
"Dolar AS ... tampaknya telah naik lebih tinggi setelah data PMI AS yang lebih baik pada Jumat malam dan kekhawatiran politik menjelang pemilihan Prancis," kata analis IG Tony Sycamore.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil, Bersiap Melanjutkan Tren Naik di Tengah Kuatnya Permintaan
Indeks dolar, yang mengukur kinerja terhadap enam mata uang utama, naik pada hari Jumat dan sedikit naik pada hari Senin setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS pada level tertinggi dalam 26 bulan pada bulan Juni.
Di Ekuador, perusahaan minyak negara Petroecuador telah mengumumkan keadaan darurat pada pengiriman minyak mentah berat Napo untuk ekspor setelah penutupan pipa utama dan sumur minyak karena hujan lebat, kata sumber pada hari Jumat.
Di Amerika Serikat, jumlah rig minyak yang beroperasi turun tiga menjadi 485 minggu lalu, terendah sejak Januari 2022, kata Baker Hughes dalam sebuah laporan pada hari Jumat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News