kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Naik Menjelang Data Inflasi AS Jumat (28/6), WTI ke US$82,42 per Barel


Jumat, 28 Juni 2024 / 18:56 WIB
Harga Minyak Naik Menjelang Data Inflasi AS Jumat (28/6), WTI ke US$82,42 per Barel
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A view shows oil pump jacks outside Almetyevsk in the Republic of Tatarstan, Russia June 4, 2023. REUTERS/Alexander Manzyuk


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada hari Jumat (28/6) dan berada di jalur untuk kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.

Didorong oleh ekspektasi yang semakin meningkat bahwa The Fed akan segera mulai memangkas suku bunga serta menantikan data inflasi AS.

Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent untuk penyelesaian Agustus, yang berakhir pada hari Jumat, naik 64 sen, atau 0,74%, menjadi US$87,03 per barel pada pukul 1105 GMT. Kontrak Brent September yang lebih likuid naik 0,67% menjadi US$85,83 per barel.

Sementara, kontrak berjangka minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 68 sen, atau 0,83%, menjadi US$82,42 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Menguat Dalam Tiga Pekan Beruntun

Kontrak berjangka Brent dan WTI telah naik hampir 2% minggu ini, dengan kedua acuan berada di jalur untuk kenaikan sedikit lebih dari 6% dari bulan ke bulan.

Data inflasi konsumsi pribadi AS, ukuran inflasi yang disukai oleh Federal Reserve, akan dirilis pada pukul 1230 GMT.

"Pasar suku bunga mencari dua kali pemotongan suku bunga oleh The Fed pada akhir tahun ini, data harga akan menjadi validasi apakah ekspektasi terlalu dovish," kata Yeap Jun Rong, seorang ahli strategi pasar di IG.

Ekspektasi yang semakin meningkat mengenai siklus pelonggaran The Fed yang akan segera terjadi telah memicu reli risiko di pasar saham.

Pedagang sekarang memperkirakan peluang 64% untuk pemotongan pertama oleh The Fed pada bulan September, naik dari 50% sebulan yang lalu, menurut CME FedWatch Tool.

"Taruhan yang semakin meningkat tentang pemotongan suku bunga pada bulan September, dan dua kali pemotongan pada bulan Desember, kemungkinan akan membebani hasil Treasury dan dolar AS, sehingga memungkinkan harga minyak terus naik," kata Charalampos Pissouros, senior investment analyst di broker XM.

Baca Juga: Harga Minyak Diramal Naik, Imbas Ketegangan Timur Tengah & Kekhawatiran Ekonomi China

Penurunan suku bunga bisa menjadi berkah bagi minyak karena dapat meningkatkan permintaan dari konsumen.

Pemulihan marjin penyulingan fisik juga mendukung pasar, dengan marjin penyulingan kompleks Singapura rata-rata US$1 lebih tinggi pada bulan Juni dibandingkan dengan Mei, yaitu sekitar US$3,60 per barel.

Namun, ketidakpastian politik di Prancis yang berdampak pada permintaan minyak membatasi kenaikan harga minyak.

Selanjutnya: RUPST Bank Mayapada Sisihkan Rp 21,10 Miliar untuk Perkuat Permodalan

Menarik Dibaca: Rekomendasi 5 Tablet Menggambar Terbaik di Tahun 2024, Cocok untuk Pemula

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×