Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah tipis pada pagi ini di tengah ketidakpastian penurunan produksi sukarela oleh OPEC+ dan ketegangan yang terus berlanjut di Timur Tengah yang memicu kekhawatiran pasokan.
Rabu (6/12) pukul 7.15 WIB, harga minyak WTI kontrak Januari 2024 di New York Mercantile Exchange turun 0,26% ke US$ 72,13 per barel. Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini cenderung melanjutkan penurunan yang terjadi enam pekan beruntun.
Harga minyak Brent kontrak Februari 2024 di ICE Futures kemarin turun 1,06% ke level US$ 77,20 per barel. Harga minyak Brent pun melanjutkan pelemahan dalam enam pekan berturut-turut.
Harga minyak telah turun karena para pedagang meragukan pengurangan pasokan oleh OPEC+ akan berdampak signifikan. "Penguatan dolar AS membebani harga komoditas secara umum," kata analis CMC Markets, Tina Teng kepada Reuters.
Baca Juga: Turun 3 Hari Setelah Menyentuh Level Tertinggi, Begini Nasib Harga Emas
Dolar yang lebih kuat biasanya membuat harga minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga dapat mengurangi permintaan minyak.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, pada hari Kamis menyetujui pengurangan produksi sukarela dengan total sekitar 2,2 juta barel per hari (bpd) untuk kuartal pertama tahun 2024, yang dipimpin oleh Arab Saudi. pemotongan sukarela saat ini.
Setidaknya 1,3 juta barel per hari dari pemotongan tersebut merupakan perpanjangan dari pembatasan sukarela yang sudah dilakukan Arab Saudi dan Rusia.
Baca Juga: Putin akan Mengunjungi Kawasan Teluk, Pemotongan Produksi OPEC+ akan Dimulai
Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, mengatakan kepada Bloomberg dalam sebuah wawancara pada hari Senin bahwa pengurangan produksi minyak OPEC+ dapat terus berlanjut melewati kuartal pertama jika diperlukan.
Namun, dimulainya kembali pertempuran dalam perang Israel-Hamas memicu kekhawatiran pasokan, seperti halnya serangan terhadap tiga kapal komersial di perairan internasional di Laut Merah bagian selatan. Insiden-insiden tersebut terjadi setelah serangkaian serangan di perairan Timur Tengah sejak pecahnya perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News