kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Harga Minyak Menguat Tipis Akibat Badai di Laut Hitam dan Aksi Tunggu Keputusan OPEC+


Rabu, 29 November 2023 / 17:40 WIB
Harga Minyak Menguat Tipis Akibat Badai di Laut Hitam dan Aksi Tunggu Keputusan OPEC+
ILUSTRASI. Harga minyak naik tipis pada hari Rabu karena investor menjadi berhati-hati menjelang pertemuan penting OPEC+.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik tipis pada hari Rabu karena investor menjadi berhati-hati menjelang pertemuan penting OPEC+ untuk memutuskan kebijakan produksi dalam beberapa bulan mendatang. Sementara gangguan pasokan yang disebabkan oleh badai di Laut Hitam memberikan dorongan bagi harga minyak.

Rabu (29/11) pukul 13.25 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent naik 3 sen menjadi US$ 81,71 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 17 sen atau 0,2% menjadi US$ 76,58 per barel.

Kedua minyak acuan tersebut naik sekitar 2% pada hari Selasa di tengah kemungkinan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia (OPEC+), akan memperpanjang atau memperdalam pengurangan pasokan. Kenaikan harga minyak juga disokong oleh kekhawatiran terhadap produksi minyak Kazakh dan melemahnya dolar AS.

“Investor menutup posisi short menjelang pertemuan OPEC+ di tengah kekhawatiran atas gangguan pasokan dari Kazakhstan,” kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities kepada Reuters.

Baca Juga: Rusia Berpotensi Perpanjang Larangan Ekspor Beras Hingga 30 Juni 2024

OPEC+ akan mengadakan pertemuan tingkat menteri secara online pada hari Kamis untuk membahas target produksi 2024, setelah menunda pertemuan tersebut mulai 26 November. Pembicaraan akan sulit dilakukan dan perpanjangan perjanjian sebelumnya mungkin terjadi dibandingkan pengurangan produksi yang lebih besar, kata empat sumber OPEC+.

“Jika mereka (OPEC+) gagal mencapai kesepakatan awal, kita tidak dapat mengesampingkan risiko penundaan pertemuan lebih lanjut, yang kemungkinan akan memberikan tekanan pada harga minyak,” kata Warren Patterson dan Ewa Manthey, analis dari ING bank dalam catatan untuk klien.

Kikukawa memperkirakan, harga minyak WTI di akhir tahun berpotensi berada di kisaran US$ 76 per barel dengan kisaran atas dan bawah masing-masing US$ 5 untuk secara waktu. “Kecuali OPEC+ secara signifikan memperluas pengurangan produksinya,” katanya.

Premi kontrak pemuatan bulan depan Brent dibandingkan kontrak pemuatan dalam enam bulan naik ke level tertinggi dalam dua minggu, menunjukkan meningkatnya kekhawatiran mengenai defisit pasokan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 2%, Fokus ke OPEC+ dan Produksi Kazakhstan yang Dilanda Badai

Badai hebat di wilayah Laut Hitam telah mengganggu hingga 2 juta barel per hari (bph) ekspor minyak dari Kazakhstan dan Rusia, menurut data pejabat negara dan agen pelabuhan. Kejadian ini memicu kekhawatiran akan terbatasnya pasokan jangka pendek.

Ladang minyak terbesar di Kazakhstan mengurangi produksi minyak harian gabungan sebesar 56% mulai 27 November, kata kementerian energi Kazakh. Minyak juga mendapat dukungan dari melemahnya dolar dan penurunan persediaan minyak mentah AS.

Dolar melemah mendekati level terendah tiga bulan terhadap mata uang utama lainnya. Pelemahan kurs dolar disebabkan oleh ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga pada awal tahun depan. Dolar yang lebih lemah biasanya mendukung harga minyak karena membuat minyak lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun 817.000 barel pada minggu lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute. Delapan analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 900.000 barel dalam sepekan hingga 24 November. Data mingguan stok pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×